Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM Sebut Puasa Punya Dampak ke Psikologis Manusia

Kompas.com - 08/04/2023, 17:06 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puasa di bulan Ramadan memiliki segudang manfaat bagi tubuh.

Misalnya, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan berat badan, hingga mengkontrol gula darah.

Tak cuma tubuh, manfaat puasa juga memiliki dampak tersendiri bagi manusia, seperti menambah ketahanan mental dan psikologi manusia.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ahmad Sulaiman mengatakan, puasa Ramadhan dapat mempengaruhi psikologis manusia.

Alasannya karena saat puasa manusia wajib menahan diri, mengurangi asupan kalori dan menunda waktu makan yang biasanya dapat dilakukan sewaktu-waktu.

Baca juga: Dosen UMM: Indonesia Diprediksi Posisi 6 Penderita Diabetes Terbanyak pada 2030

Salah satu dampak psikologisnya, yakni menjadi lebih disiplin.

"Selain itu, karena mengurangi asupan energi yang masuk, seseorang harus menghemat energi dan melakukan aktivitas yang efisien. Hal itu juga berefek pada kegiatan sehari-hari," ucap dosen yang akrab dipanggil Mada tersebut dilansir dari laman UMM.

Dia menyampaikan, puasa yang mengharuskan diri untuk menahan segala jenis hasrat dan nafsu, dapat berguna untuk meningkatkan kontrol diri serta kepekaan sosial.

Puasa juga memandu seorang individu untuk mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang lebih sehat.

Secara tidak secara langsung, manusia dituntut untuk mengelola emosi agar tidak bereaksi terlalu berlebihan. tidak mudah marah ataupun larut dalam kesedihan.

"Ibadah puasa juga dapat melatih empati kita terhadap sesama. Ini adalah dampak psikologis yang diharapkan dalam Islam. Rasa empati yang tumbuh ini diharapkan mendorong kita melakukan hal-lain yang sifatnya altruistik atau memiliki keinginan untuk beramal dan membantu sesama. Kita jadi lebih sering infak dan sodaqoh, suka memberi dan saling berbagi," ucap dia.

Baca juga: Dosen UMM: 3 Hal yang Harus Diteliti Saat Beli Rumah

Agar manfaat puasa dari segi psikologis dapat dirasakan dengan optimal, Mada menilai perlu adanya perencanaan aktivitas di bulan puasa.

Termasuk menyusun target yang jelas. Misalnya ikut dalam suatu majelis, beritikaf, dan mendengarkan kajian.

Selain itu juga melihat bagaimana cara menghabiskanw aktu pagi.

“Apakah kita melanjutkan untuk beribadah, membaca alquran dan berzikir, atau memilih untuk istirahat dan tidur. Semuanya harus memiliki target yang jelas," arahnya.

Mada menyampaikan bahwa setelah menjalani puasa, kebiasaan-kebiasaan baik harus tetap dipertahankan meskipun Ramadan telah usai.

Apalagi biasanya konsistensi yang sudah dibangun saat puasa seringkali runtuh dan hilang di bulan-bulan berikutnya.

"Salah satu mempertahankan kebiasaan tersebut yakni dengan memulai dari hal sederhana. Kemudian dilanjutkan secara bertingkat. Seperti membaca Alquran bisa diawali dengan beberapa ayat saja. kemudian setelah dirasa nyaman, kita bisa menambah beberapa ayat bahkan juga menjadi beberapa halama," tutup Mada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com