Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini Dampak Negatif Akibat Bullying

Kompas.com - 06/03/2023, 21:17 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Uswatun Khasanah mengaku, bullying merupakan ucapan maupun perilaku agresif yang tidak diinginkan yang dilakukan secara sengaja dan berulang.

Tujuannya, untuk membuat seseorang merasa terintimidasi, terancam, atau tidak berdaya.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini 2 Penyebab Sakit Asam Urat

"Perilaku ini umumnya terjadi antara anak-anak usia sekolah yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yang nyata atau yang dirasakan. Perilaku bullying dapat menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya terutama bagi korbannya, sehingga perilaku ini perlu dicegah," ucap dia melansir laman UM Surabaya, Senin (6/3/2/2023).

Uswatun menjelaskan bullying sangat berbahaya bagi anak-anak maupun remaja, karena dapat mengganggu perkembangan sosial mereka.

Semua jenis bullying memiliki efek buruk pada kesehatan fisik, mental dan berbagai aspek lainnya.

"Efek paling awal yang dialami korban bullying secara mental adalah kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak berharga sehingga korban pada akhirnya mengalami gangguan konsep diri yang menetap," jelas dia.

Menurut dia, siswa yang sering diintimidasi, lebih mungkin untuk mengembangkan kecemasan, korban akan terus merasa cemas, memiliki masalah depresi yang umumnya ditandai dengan perubahan perilaku, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, gangguan emosional, kehilangan minat, dan bahkan berpikir untuk bunuh diri.

"Selain berdampak terhadap kesehatan mental, aspek akademik siswa juga akan terganggu, seperti prestasi menurun, kehilangan konsentrasi, atau bahkan menolak untuk bersekolah lagi," tegas dia.

Sementara dampak pada aspek sosial, korban bullying akan merasa malu untuk berbaur maupun berinteraksi dengan orang lain.

Sehingga pada jangka panjang mereka akan mulai menarik diri, bahkan mengisolasi diri dari lingkungan teman sebaya dan lingkungan sosial secara menyeluruh.

Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Kemendikbud: Kami Akan Lindungi Siswa

Dia menambahkan, dampak fisik juga akan dialami oleh korban yang mendapatkan bullying disertai kekerasan fisik mulai dari luka ringan, cacat fisik, bahkan kematian.

Uswatun mengingatkan, bullying tidak hanya berdampak pada korban, akan tetapi tetapi juga pelaku.

"Anak atau remaja yang melakukan intimidasi secara berulang memiliki risiko lebih besar untuk melakukan kekerasan fisik, pertengkaran verbal, dan umumnya pelaku menolak bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan," jelas dia.

Penolakan ini dapat terjadi salah satunya karena perilaku bullying dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa dilakukan oleh anak-anak maupun remaja seusianya.

Sehingga secara tidak langsung pelaku bullying beranggapan mereka mendapatkan legalitas dari orang dewasa atas tindakan kekerasan yang mereka lakukan.

Uswatun menjelaskan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menggertak orang lain berisiko mengembangkan perilaku antisosial, agresif, dan memiliki masalah akademis.

Baca juga: Suka Beli Pakaian Bekas, Dosen UM Surabaya: Ini 4 Bahayanya

"Begitu banyak dampak bullying baik bagi korban maupun pelaku, maka lingkungan sekitar seperti orang tua, teman sebaya, lingkungan sekolah, masyarakat bahkan pemerintah perlu ambil andil dalam melakukan pengawasan dan penyusunan kebijakan sehingga fenomena dan peningkatan angka kasus bullying dapat dicegah secara tepat," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com