KOMPAS.com - ChatGPT adalah salah satu perkembangan teknologi yang sedang hangat diperbincangkan dan populer di kalangan umum dan akademisi.
Teknologi ini terbilang inovatif dan sangat revolusioner saat ini.
Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Kemendikbud: Kami Akan Lindungi Siswa
ChatGPT dibangun oleh Open AI, salah satu teknologi artificial intelligence (AI) paling canggih dalam memahami bahasa manusia dengan menggunakan teknologi deep learning.
Sejak diperkenalkan tahun 2020, jawaban yang diterima oleh masyarakat dunia sangat responsif.
Namun, seiring dengan itu, muncul tantangan dan dampak negatif yang dikhawatirkan. Misalnya terkait keamanan dan privasi data.
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof. Anuraga Jayanegara mengaku, teknologi ChatGPT dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, tapi harus dikembangkan dengan cara yang etis, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
"Kita harus bisa menentukan arah dan cara pemanfaatan AI dan ChatGPT agar menghasilkan manfaat sebesar-besarnya demi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bagi masyarakat," kata Prof. Anuraga Jayanegara mengutip laman IPB, Kamis (2/3/2023).
Guru Besar Teknik Industri Pertanian dan Peneliti BRAIN IPB University Prof. Yandra Arkeman menjelaskan, kebenaran output chatGPT bergantung pada kebaruan fakta.
Kesahihan aturannya juga bergantung pada learning model yang digunakan para ahli AI sehingga masih perlu justifikasi dari manusia.
"Saat ini ChatGPT masih belum terhubung dengan internet. Jika sudah, maka kemampuan memperbarui fakta dan aturan akan lebih cepat bahkan bisa melebihi kemampuan manusia, hal ini yang perlu diwaspadai," ungkapnya.
Baca juga: Diubah, Kini 10 SMA/SMK di NTT Masuk Pukul 05.30 Pagi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.