Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Ria, Gadis Papua yang Sukses Jadi Dokter dengan Beasiswa

Kompas.com - 01/03/2023, 13:29 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Kita juga di Papua kan sudah terbiasa bahasa Indonesia, hanya dialek melayunya saja yang kadang-kadang membuat cukup berpikir dulu untuk memahaminya, “katanya.

Soal pergaulan dengan sesama mahasiswa,dikatakan Ria, kuncinya adalah harus membuka diri, tidak menyendiri atau hanya berkumpul dengan sesama mahasiswa Papua.

“Saya contohkan di Fakultas Kedokteran, kami sudah berbaur seperti keluarga, saling memperhatikan, saling membantu, yang penting kita mau membuka diri, kalau tertutup mereka juga tidak mau dekat dengan kita," katanya.

Bukan siswa terbaik di SMA

Diakui Ria, menjadi dokter bukan cita-citanya walaupun saat daftar ADik, Fakultas Kedokteran menjadi pilihan pertama selain Program Studi Biologi dan Akuntansi sebagai pilihan kedua dan ketiganya.

“Saat SMA, saya hanya ingin kuliah walaupun tertarik juga untuk menjadi dokter tapi tidak menjadi tujuan utama," katanya.

Lolos Beasiswa ADik di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu, Ria mengaku tidak mudah.

Ia menyadari bukan termasuk siswa terbaik di SMAnya, begitu juga SMAnya di Keerom bukan sekolah unggulan atau sekolah favorit.

Ria bahkan cerita, bahwa di sekolahnya, siswa bolos itu hal yang biasa, bahkan saat ujian. Begitu juga dengan kemampuan bahasa Inggris, dikatakan Ria, biasa-biasa saja.

Dengan kesadaran itu, Ria memantapkan niat awalnya untuk kuliah, memperkuat tujuan hidupnya untuk bermanfaat bagi orang lain.

Baca juga: KIP Kuliah 2023 Dibuka, Ini Syarat Dokumen Pendukung Keadaaan Ekonomi

“Menjalani kuliah dan menjadi dokter tidak mudah, butuh semangat dan perjuangan dengan dukungan orang di sekitar kita, terutama orang tua. Saya juga bersyukur dan karena itu berterima kasih pada Kemendikbud Ristek yang mengelola ADik, guru-guru saya saat SMA, teman-teman kuliah dan para dosen di Universitas Bengkulu," kata Ria.

“Ketika kita punya niat yang tulus untuk mencapai impian, maka pasti ada jalan untuk meraihnya," imbuh dia.

Sudah sekitar enam bulan Ria menjalani Program Internship Kedokteran. Program ini merupakan pendidikan profesi untuk pemahiran dan kemandirian dokter setelah lulus pendidikan dokter.

Ria memang orang Papua Asli. Namun,saat ditempatkan di Wamena untuk menjalani internship Kedokteran, Ria juga terkaget-kaget dengan pola hidup masyarakat Wamena, terutama yang berada di pinggiran kota.

Masyarakat Wamena, menurut Ria, masih jauh dari kesadaran akan menjaga kesehatan dan perawatan tubuh. Masih banyak warga Wamena yang asing dengan layanan kesehatan dari Puskesmas, apalagi rumah sakit.

“Kalau sakit,sebagian besar jarang ke Puskesmas apalagi rumah sakit, bahkan masih banyak wanita yang melahirkan hanya di rumah dengan beralaskan daun, “cerita Ria.

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com