Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Untung Rugi Digitalisasi Pendidikan

Kompas.com - 04/02/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perubahan adalah dasar progresivisme dan rekonstruksionisme, yang merupakan salah satu filosofi pendidikan kontemporer. Pengajar yang mengadopsi filosofi pendidikan ini terus meningkatkan diri secara profesional dan mengikuti perubahan.

Di sisi lain, perenialisme dan esensialisme, filosofi pendidikan tradisional, menuntut struktur yang ada dipertahankan dari generasi ke generasi.

Ketika mengadopsi filosofi pendidikan tradisional, pada umumnya para pendidik menggunakan metode dan teknik pengajaran tradisional. Mereka memilih proses belajar-mengajar dengan pertemuan tatap muka, dan menggunakan bahan ajar seperti papan tulis, kapur tulis, dan buku teks (Sönmez, 2019).

Tentu, mereka ini tidak akan memilih untuk menggunakan bahan ajar digital dalam proses belajar-mengajar (Duman & Ulubey, 2008)

Filsafat pendidikan juga memberikan dasar yang berguna untuk memahami pedagogi di balik dunia pembelajaran digital.

Dari filsafat Yunani, Plato misalnya, kita mendapat penekanan pada ‘diskusi’, sebagai komponen pembelajaran yang tak boleh dilupakan dalam konteks pembelajaran online.

Kalangan filsuf pragmatis seperti John Dewey menawarkan pertimbangan pengalaman, yang mengajak kita memikirkan cara-cara agar pembelajaran daring lebih aplikatif dan praktis.

Terakhir, para filsuf poststrukturalis memberi kita lensa untuk melihat pengetahuan, yang memengaruhi cara kita mendekati penilaian dan struktur pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.

Untungnya digitalisasi pendidikan

Tekologi digital telah mengambil proses pembelajaran di tembok keramat ruang kelas dan meletakkannya ke telapak tangan semua orang.

Jika pada masa lalu kegiatan belajar-mengajar dibatasi ruang kelas dan jam pelajaran, maka melalui teknologi digital kegiatan belajar-mengajar (pendidikan) dapat berlangsung secara lebih fleksibel, tanpa batasan ruang dan waktu.

Digitalisasi dalam pendidikan memberikan kesempatan kepada para pembelajar dari masyarakat yang tak mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Digitalisasi pendiidikan memungkinkan masyarakat yang tidak dapat mengakses lembaga pendidikan karena mereka berasal dari daerah terpencil.

Digitalisasi juga membantu karyawan dengan beban kerja yang berat dan tidak dapat menghadiri kelas. Digitalisasi memungkinkan untuk mengejar pendidikan kepada orang-orang dengan komitmen profesional dan keluarga.

Digitalisasi memungkinkan siswa menyesuaikan pembelajaran berdasarkan level dan modalitas.

Manfaat lain yang diperdebatkan orang adalah bahwa teknologi, terutama internet, memungkinkan adanya kesetaraan dalam pendidikan.

Informasi dan teknologi yang digunakan siswa tersedia untuk semua orang, mereka hanya perlu mendapatkannya.

Tentu saja, ini lebih mengacu pada penggunaan internet karena teknologi pendidikan tertentu terlalu mahal untuk diakses oleh orang yang kurang beruntung.

Risiko digitalisasi pendidikan

Meski menawarkan banyak kemudahaan, digitalisasi juga mengandung berbagai risiko bagi dunia pendidikan, terutama bagi pengar dan para pembelajar sendiri.

Pertama, harus disebutkan bahwa komputer dan internet adalah alat yang hebat: mampu mengurangi beban kerja pengajar dan meningkatkan tingkat pendidikan adalah sebuah mitos belaka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com