Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/01/2023, 13:37 WIB
Penulis Dian Ihsan
|
Editor Dian Ihsan

KOMPAS.com - Country Lead Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia, Dr. Umi Fahmida mengatakan pendekatan anak secara utuh (whole child approach) dapat mempercepat penurunan stunting di tanah air.

Menurut dia, stunting merupakan suatu kondisi yang kompleks dan disebabkan oleh berbagai isu yang saling berkaitan.

Baca juga: Bambang Soesatyo Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude dari FH Unpad

Mulai dari penyebab langsung (penyakit dan kurangnya asupan makanan), penyebab tidak langsung (kerawanan pangan, perawatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai dan lingkungan rumah tangga yang tidak sehat), serta penyebab dasar (kondisi politik dan sosio-ekonomi).

"Oleh karena itu, tidak mungkin stunting dapat diatasi hanya dengan satu intervensi (silver bullet)," kata dia dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

Berdasarkan data Riskesdas 2018, terdapat 30.8 persen atau 1 dari 3 balita di Indonesia yang mengalami stunting.

Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat kelima dengan jumlah balita stunting terbanyak di dunia.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa studi interdisiplin cukup efektif dalam mengurai kompleksitas suatu isu.

Dalam konteks stunting, efektifitas studi interdisiplin menjadi sangat penting, terutama dalam menentukan kombinasi disiplin ilmu yang berkontribusi terhadap stunting.

Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) melalui penelitian AASH yang didanai oleh United Kingdom Research and Innovation-Global Challenge Research Fund (UKRI-GCRF) melakukan studi interdisiplin mengenai stunting dengan pendekatan anak secara utuh yang digunakan untuk melihat tipologi stunting dengan memperhatikan berbagai aspek secara komprehensif.

Baca juga: Muhammadiyah Tambah 1 Universitas Lagi di Sulawesi Selatan

Mulai dari aspek biologis termasuk gizi, epigenetik, genetik dan gut microbiome (physical), pengasuhan (home), pangan (food), dan pendidikan (education) untuk dapat menentukan intervensi yang tepat sasaran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+