KOMPAS.com - Baru-baru ini muncul berita adanya anak-anak yang mengidap Tuberkulosis (TBC) di Bantul.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat dari Januari sampai November 2022 ada 1.216 kasus TBC.
Mirisnya dari ribuan orang ini, sebanyak 50 persen diantaranya adalah kalangan anak-anak. Banyaknya anak yang mengidap TBC ini karena masih banyak yang belum terdeteksi dan belum diobati.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (FIK UM Surabaya) Idham Choliq menyampaikan pendapatnya mengenai kasus tersebut.
Baca juga: BRIN Buka Lowongan PPPK bagi Lulusan S1-S3, Tersedia 510 Formasi
Idham mengatakan, Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penularan TBC terjadi saat pasien positif TBC batuk atau bersin.
"Pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan keadaan gelap dan lembab dan percikan dahak berada dalam waktu yang lama," papar Idham seperti dikutip dari laman UM Surabaya Kamis (22/12/2022).
Idham menyampaikan, risiko penularan ini dapat berkurang saat seseorang berada dalam ruangan dengan ventilasi baik dan memadai.
Selain itu juga ruangan yang terdapat sinar matahari karena hal ini langsung dapat membunuh kuman.
Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM
Baca juga: Yuk Cermati 7 Subtes UTBK SNBT 2023 dan Cara Belajarnya
Dia menekankan, sangat berbahaya bila pasien TBC tanpa sadar mencium anak karena dapat terjadi penularan secara langsung.
"Hal ini bisa mengakibatkan anak tersebut positif TBC," beber Idham.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.