Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Elon Musk ke Mahasiswa Indonesia: Ini 2 Kebiasaan Membuat Sukses

Kompas.com - 14/11/2022, 16:17 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - CEO Tesla Motors, Elon Musk ternyata punya dua kebiasaan yang membuat ia sukses dan itu disampaikan kepada mahasiswa Indonesia.

Saat mengobrol bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim di depan 400 mahasiswa se-Indonesia, Elon Musk tak ragu menjelaskan 2 kebiasaannya yang membuat dia bisa berpikir jauh ke depan, out of the box, dan kritis, sehingga menjadi sukses.

Pertama kebiasannya banyak membaca dan yang kedua nonton fiksi ilmiah. 

Kebiasaan itu banyak berdampak pada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal," ungkapnya, dalam acara "Intergenerational Dialogue for Our Emerging Future" G20

Baca juga: 4 Skill dan 12 Jurusan Kuliah yang Dibutuhkan Perusahaan Apple

Elon juga berbicara panjang saat ditanya oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim tentang bagaimana pendidikan di masa depan.

"Apa yang perlu diajarkan adalah kemampuan berpikir kritis. Harus berani menolak konsep yang tidak baik," kata dia, saat mengobrol secara virtual. 

Elon mengatakan, saat mencari pendidikan yang terbaik carilah apa yang relevan.

"Kita harus tau apa yang relevan. Ketika mau menyelesaikan masalah, kita harus tau apa alat yang harus kita gunakan untuk menyelesaikan masalah dan memahami bagaimana menentukan alat yang membantu proses penyelesaian masalah itu. Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu," jawab Elon.

Elon Musk juga mengapresiasi cara Kemendikbud Ristek mengganti tes berbasis mata pelajaran (Ujian Nasional) dengan tes berbasis kompetensi literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan sekolah (Asesmen Nasional).

"Ini salah satunya agar anak-anak kita dapat berpikir kritis," Kata Elon.

Baca juga: 13 Profesi Jurusan Bioteknologi yang Dibutuhkan di Masa Depan

Elon Musk berbagi ide pekerjaan-pekerjaan masa depan yang akan banyak diminati.

"Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan energi berkelanjutan," jawab Elon.

Saat sesi bersama Elon Musk, ada pertanyaan dari Praisela Symons, mahasiswa dari Provinsi Sulawesi Utara yang sedang berkuliah di Universitas Negeri Malang (UM).

Ia bertanya kepada Elon Musk tentang kesalahan atau masalah terbesar dari hidup seorang Elon dan bagaimana dia mengatasinya.

"Coba untuk selalu berasumsi bahwa kita itu salah. Dengan demikian, kita akan selalu berupaya melakukan hal yang benar. Selalu gunakan akal dan hati. Dulu saya hanya gunakan akal. Tapi menggunakan hati juga sama pentingnya," jawab Elon.

Pertanyaan lain datang dari Safira Titah Pramesti, mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang bertanya kepada Elon tentang kebiasaan sehari-sehari yang membuatnya sukses.

Baca juga: Bus Listrik Merah Putih di KTT G20 Bali Hasil Kolaborasi 4 Kampus

"Miliki rasa keingintahuan yang besar akan banyak hal di dunia ini. Rasa keingintahuan yang besar adalah karakter yang paling penting untuk dimiliki seseorang," pungkasnya.

Program Kemendikbud Ristek, Ciptakan SDM Unggul

Sesi berbincang dengan Elon Musk itu merupakan kolaborasi antara Tri Hita Karana (THK) Future Knowledge Summit dan Festival Kampus Merdeka (FKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), dan lembaga nirlaba Upaya Indonesia Damai atau yang juga dikenal sebagai United In Diversity (UID).

Kolaborasi ini merupakan upaya bersama untuk mewujudkan visi nasional dalam mempercepat Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul.

“Intergenerational atau lintas generasi adalah konsep penting dalam keberlanjutan sebab mewakili pentingnya berkolaborasi dalam upaya mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dengan mengedepankan kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi, pendidikan memainkan peran penting dalam mendorong masa depan yang lebih baik," kata Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.

Melalui program prioritas Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menggerakkan transformasi pendidikan tinggi, serta mengoptimalkan kesiapan mahasiswa dalam menjawab tantangan perubahan zaman.

"Sistem pendidikan Indonesia saat ini mulai mengarah ke sana dengan kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan kami ini berangkat dari prinsip berkolaborasi untuk berinovasi. Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi, dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka kami berupaya meruntuhkan sekat-sekat antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat," jelas Menteri Nadiem.

Baca juga: 30 Bus Listrik Kolaborasi Kampus dan Industri Dukung Operasional KTT G20 di Bali

Jeffrey Sachs, President of the UN Sustainable Development Solutions Network pada kesempatan ini menanggapi hal serupa.

"Indonesia harus berbangga memiliki menteri seperti Nadiem. Apa yang dilakukan Nadiem dan segala transformasi yang sedang dilakukan di sektor pendidikan Indonesia sedang dibicarakan dan diperhatikan dunia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com