Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ajak Anak Jadi Tokoh Perubahan Lewat 12 Buku Nonfiksi

Kompas.com - 14/11/2022, 15:42 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Room to Read dan Ashoka mengajak anak-anak, khususnya usia Sekolah Dasar (SD) untuk menjadi tokoh perubahan atau pembaharu sejak dini. Hal tersebut diwujudkan dengan menerbitkan 12 buku cerita nonfiksi dilengkapi dengan gambar yang ilustratif.

Buku dengan tema Sang Penerang, Pemimpi, dan Pembaharu Membangun literasi dan keterampilan abad 21 sengaja diterbitkan dalam bentuk nonfiksi untuk mengajarkan fakta yang merupakan bagian krusial bagi anak-anak dalam menemukan pembelajaran dan ketertarikan.

Penulis juga menggunakan bahasa naratif sebagai teknik penceritaan yang menarik, seperti penggunaan karakter, latar, detail rasa, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah.

Baca juga: Cerita Para Ibu Penggerak Hapus 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan Anak

Beberapa tokoh pembaharu atau changemaker yang kisahnya diangkat dalam serial buku cerita bergambar tersebut yakni Butet Manurung, Tri Mumpuni, Nabila Ishma, dan Nani Zulminarni.

Ashoka South East Asia Regional Director, Nani Zulminarni menyampaikan harapannya dalam penerbitan buku tersebut.

“Kami berharap bisa mengajak anak-anak untuk mengerti bahwa ada banyak pembaharu di Indonesia yang melakukan perubahan positif dan memberikan keyakinan bahwa mereka pun bisa menjadi pembaharu di lingkungannya nanti,” pungkas Nani dalam perhelatan Indonesia International Book Fair, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Minggu (13/11/2022).

Nani menegaskan gelaran ini menjadi salah satu upaya untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwa ada banyak tokoh pembaharu di Indonesia yang melakukan perubahan positif.

Dengan demikian, anak semakin yakin bahwa mereka juga mampu menjadi pembaharu di lingkungannya masing-masing.

Dalam kesempatan yang sama, Program Manager Provisi Mandiri Pratama, Sabrina Esther Sarmili mengingatkan bahwa orangtua dan guru menjadi tokoh penting dalam menyiapkan anak-anak dalam menghadapi perubahan, termasuk dalam mencintai literasi, memecahkan masalah dalam hidup sehari-hari, dan pemanfaatan teknologi.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

“Pendidik yaitu orang tua dan guru yang memiliki peran untuk mengenalkan minat baca serta menginspirasi anak-anak dengan kegiatan positif,” urai Sabrina.

Oleh karena itu, Sabrina berpendapat perubahan dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya, melatih anak membaca buku, dan berani meminimalisir penggunaan gawai.

Sebagai informasi, Room to Read merupakan Lembaga nirlaba yang fokus pada literasi anak, sedangkan Ashoka Foundation yakni sebuah kewirausahaan global.

Salah seorang pengunjung sedang mengamati buku-buku Becoming a Changemaker di stan yang disediakan pada Indonesia International Book Fair, Jakarta Convention Center, Senayan.Kompas.com/Angela Siallagan Salah seorang pengunjung sedang mengamati buku-buku Becoming a Changemaker di stan yang disediakan pada Indonesia International Book Fair, Jakarta Convention Center, Senayan.

Kedua lembaga tersebut membangun literasi dan keterampilan abad-21 dengan mengajak anak-anak membaca kisah para pembaharu Indonesia yang disajikan dalam 12 buku cerita bergambar dengan genre nonfiksi naratif.

Dengan menggandeng tiga penerbit mayor yakni penerbit Bestari, Bhuana Ilmu Populer (BIP, Kompas Gramedia Group), dan Nourabooks, mereka berkomitmen untuk mewujudkan gerakan literasi di Indonesia.

Buku-buku ini dapat dibeli di berbagai toko buku dan diakses oleh sekolah dengan menggunakan dana BOS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; serta diakses secara gratis melalui literacycloud.org.

Baca juga: Mau Jadi Penulis Buku? Ini Cara Mengirim Naskah ke Penerbit Gramedia

Buku “Perempuan Kuat Itu Ibuku,” kisah inspiratif bagi kaum perempuan

Ashoka South East Asia Regional Director, Nani Zulminarni merupakan tokoh pembaharu buku berjudul Perempuan Kuat itu IbukuKompas.com/Angela Siallagan Ashoka South East Asia Regional Director, Nani Zulminarni merupakan tokoh pembaharu buku berjudul Perempuan Kuat itu Ibuku

Buku berjudul “Perempuan Kuat itu Ibuku” merupakan salah satu dari kedua belas buku yang diterbitkan tersebut, ditulis oleh Dian Kristiani.

Buku tersebut diangkat dari kisah Nani Zulminarni, atau yang disebut sebagai changemaker (tokoh pembaharu).

Dengan diterbitkannya buku tersebut, Nani berharap dapat menjadi inspirasi bagi perempuan di Indonesia. Nani mengajak agar perempuan, terutama kaum ibu tetap kuat ketika berhadapan dengan suatu masalah, terutama di dalam keluarga. Masalah bukanlah menjadi akhir dari perjalanan seorang perempuan.

“Masalah-masalah itu justru menjadi daya untuk bisa menyelamatkan, khususnya anak-anak generasi muda di dalam keluarga,” ungkap Nani.

Pihaknya juga berharap buku tersebut menjadi salah satu sumber rujukan dan inspirasi bagi kaum perempuan ketika mengalami persoalan di dalam keluarganya.

Sementara itu, ke 12 buku tersebut diharapkan juga menjadi bahan bacaan alternatif bagi orangtua dalam membacakan cerita kepada anak-anaknya. Orangtua perlu menanamkan potensi changemaker atau pembaharu dalam diri anak-anak mereka.

Baca juga: 5 Pilihan Buku untuk Jaga Kesehatan Mental dan Bahagia

“Anak-anak harus punya mimpi dan imajinasi untuk bisa membuat perubahan khususnya di lingkungan sekitarnya,” ujar Nani.

Sebagai Founder Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Nani mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi oleh perempuan Indonesia yakni pembatasan.

Anak-anak perempuan sering dibatasi dalam berekspresi dari kaum laki-laki, sehingga perempuan tidak sebebas laki-laki dalam mengembangkan dirinya karena ada norma dan tradisi yang menghalanginya.

Sebagai contoh, salah satu pembatasan konkret yang dialami oleh kaum perempuan yakni dalam hal memilih mainan yang sifatnya maskulin.

“Anak perempuan kok main mobil-mobilan, anak perempuan kok manjat-manjat pohon.”

Hal tersebut membatasi anak-anak perempuan sejak masa kecilnya, sehingga mereka kurang berani mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya.

Buku “Perempuan Kuat itu Ibuku” menjadi salah satu upaya dalam mengubah tradisi dan sistem nilai dengan cara melakukan suatu perubahan.

"Sudah saatnya kita melakukan perubahan. Kita semua andil menjadi “Becoming a Changemaker” yakni penggerak perubahan melalui hal-hal kecil, termasuk dalam menampilkan 12 kisah inspiratif para pembaharu di Indonesia pada buku-buku yang diluncurkan hari ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com