Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Startup BeProfesion, Mahasiswa UGM Bantu Ujian Sertifikasi Profesi dan Kompetensi

Kompas.com - 29/10/2022, 19:19 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Persaingan global yang semakin kompetitif mendorong perlunya upaya peningkatan kapabilitas diri seseorang.

Pada masa kini, banyak perusahaan yang mempertimbangkan kepemilikan sertifikasi profesi dan kompetensi bagi calon karyawan dalam proses rekrutmen.

Baca juga: Kisah Ale, Wisudawan ITB dengan IPK Tertinggi 3,98

Sertifikasi ini menunjukkan keunggulan kompetitif seseorang sehingga akan memberikan nilai tambah di hadapan perusahaan atau klien, serta merepresentasikan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.

Selain itu, kepemilikan sertifikasi profesi dan kompetensi dapat menunjang karir profesional yang mendorong potensi untuk memperoleh pekerjaan dan gaji yang lebih tinggi.

Sertifikasi profesi dan kompetensi menjadi salah satu tolak ukur keahlian seseorang yang didapatkan melalui proses pembelajaran, pelatihan, maupun pengalaman kerja pada bidang terkait.

Kredibilitas sertifikasi juga ditentukan oleh organisasi, lembaga, ataupun asosiasi profesi yang memberikan sertifikasi tersebut.

Pada umumnya, sertifikasi profesi diselenggarakan oleh lembaga khusus seperti Lembaga Sertifikasi Profesional (LSP).

Contoh dari sertifikasi profesi di antaranya adalah Certified Public Accountant (CPA) oleh IAPI, Aktuaris (FSAI) oleh PAI, Certified Risk Associate (CRA), Certified Human Resources Professional (CHRP), dan lain sebagainya.

CEO BeProfesion, Catur Prasetyo Nugroho mengatakan, proses mendapatkan sertifikasi profesi atau kompetensi bukanlah hal yang mudah.

Baca juga: 2 Sekolah Kedinasan Tidak Gunakan Syarat Tinggi Badan, Ini Dia

Kompleksitas soal ujian, sumber belajar yang minim, biaya bimbingan yang mahal, maupun keterbatasan tempat, waktu, dan tenaga dapat menjadi kendala bagi kandidat profesional dalam memperoleh sertifikasi.

"Maka dari itu, kami berkomitmen untuk membantu persiapan ujian sertifikasi profesi dan kompetensi dengan fasilitas lengkap dan harga terjangkau," ucap dia dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022).

Mahasiswa program studi (Prodi) Ilmu Aktuaria Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Prasetyo Nugroho bangun startup bernama BeProfesion.DOK. Pribadi Mahasiswa program studi (Prodi) Ilmu Aktuaria Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Prasetyo Nugroho bangun startup bernama BeProfesion.

Awal mula bangun startup

Catur merupakan mahasiswa program studi (Prodi) Ilmu Aktuaria Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kini tengah memasuki semester 7.

Pada mulanya, Catur merasa kesulitan ketika ingin mengikuti ujian sertifikasi profesi aktuaris.

Sumber belajar yang sesuai dengan silabus ujian hanya sedikit sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap konsep dasar dan materi yang diujikan, ditambah dengan soal-soal ujian yang sangat sulit.

Selain itu, biaya kursus persiapan ujian pada umumnya sangat mahal.

Baca juga: Raih Gelar S3 di ITB Usia 26 Tahun, Ini Kunci Sukses Belajar Ilmi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com