Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Talkshow UMY: Di Indonesia, Ketahanan Pangan Masih Jadi Ironi

Kompas.com - 22/10/2022, 15:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat akan selalu berhubungan dengan pangan. Jika terjadi krisis pangan, maka akan membuat kalang kabut di seluruh dunia.

Menurut Ketua Slow Food Yogyakarta, Amalia, hal ini dapat dilihat karena tiga hal yang menjadi penyebab dari terjadinya krisis pangan di dunia.

Pertama dari kondisi pasca pandemi Covid-19, adanya masalah geopolitik antara Rusia-Ukraina, dan perubahan iklim yang turut mempengaruhi keberlangsungan ketahanan pangan di seluruh dunia.

Baca juga: Dua Pemain Timnas U-16 Ditawari Beasiswa Kuliah Gratis di UMY

"Selain itu, ketahanan pangan di Indonesia juga masih menjadi ironi di tengah maraknya impor gandum dan kacang-kacangan yang sangat besar," ujarnya pada Talkshow gelaran Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LPKA UMY), di kampus UMY, Rabu (19/10/2022).

Dikatakan, Indonesia menjadi negara dengan panen raya berlimpah akibat keberagaman tanaman dan makanan yang ada.

Namun hal ini sungguh ironi dengan impor besar-besaran yang dilakukan pada gandum dan kacang-kacangan.

"Untuk itu kita harus meminimalisir hal tersebut agar hasil pertanian dalam negeri kita bisa terus bersaing dengan produk-produk impor," imbuhnya seperti dikutip dari laman UMY.

Untuk itu, Amalia mengajak generasi muda untuk sadar akan pentingnya memilah makanan sekaligus berpartisipasi dalam mempertahankan pangan.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, UMY KKN di Malaysia

Sebab, makanan menjadi sumber energi utama dalam tubuh dan juga menjadi salah satu obat mujarab.

Untuk itu sebagai generasi muda harapan bangsa harus pintar-pintar dalam memilah makanan yang akan dimakan, termasuk darimana makanan itu berasal sampai proses pengolahan makanannya.

"Selain itu, sebagai generasi muda kalian bisa berpartisipasi dalam event-event kegiatan pangan sebagai bentuk dukungan kalian dalam mencintai produk dalam negeri," terangnya.

Sementara Lasiyo Syaifuddin selaku Petani Pisang juga turut menyampaikan pada generasi muda pentingnya menerapkan ketahanan pangan dengan mencoba bertani dari sekarang.

Ia mengatakan, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mempertahankan pangan adalah dengan bertani. Para generasi muda dari sekarang bisa mencoba untuk memulai bertani kapan saja.

"Bertani tidak selalu susah, buktinya saya bisa mengembangkan ladang pisang, karena dengan modal pisang saya bisa mengolah limbah menjadi rupiah," tuturnya.

Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P., IPM., dalam sambutannya juga menyampaikan terkait pentingnya partisipasi generasi muda dalam menjaga ketahanan pangan.

Baca juga: Pakar Politik UMY Beri Tanggapan 3 Nama Capres yang Diusung Nasdem

"Saya berharap di Hari Pangan Sedunia ini mahasiswa UMY terkhusus yang bergelut di fakultas pertanian dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dengan turut berpartisipasi menjaga ketahanan pangan," harap Rektor UMY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com