KOMPAS.com - Tidak hanya di dunia, tetapi jumlah pengidap kanker payudara di Indonesia juga cukup tinggi. Bahkan kanker payudara juga bertengger di posisi teratas kasus kanker di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020, pengidap kanker payudara di Indonesia mencapai 16,6 persen dari keseluruhan jumlah pengidap kanker.
Tentu hal ini menjadikan kanker payudara merupakan musuh besar yang harus dihadapi oleh masyarakat, terlebih di Indonesia.
Menurut Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS), dr. Notariana Kusuma A, Sp.Rad., tingginya kasus kanker payudara dikarenakan banyak penderita yang tidak menyadari gejala sakitnya.
Baca juga: 13 Makanan Pemicu Kanker, Mahasiswa Harus Waspada
Tak hanya itu saja, para penderita baru menyadari gejala-gejala kanker payudara saat stadium akhir sehingga penanganannya sudah terlambat.
"Di Indonesia sendiri, kanker payudara menduduki nomor pertama juga," ujarnya seperti dikutip dari laman UNS, Jumat (23/9/2022).
Dikatakan, angka kejadiannya 16,6 persen. Di Indonesia ini 70 persen kanker payudara ditemukan sudah di stadium lanjut.
Untuk itulah, dia menyatakan bahwa penting diberikan edukasi terkait gejala kanker payudara. Ia menjelaskan bahwa kanker payudara berasal dari tumor payudara yakni benjolan yang berada di payudara.
Tumor itu ada yang berjenis jinak yaitu tumor yang sel-sel tumornya tidak menyerang jaringan normal di sekitarnya dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Sedang, ada pula tumor bersifat ganas yang menyerang jaringan normal di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain. Tumor payudara yang bersifat ganas itulah yang disebut kanker payudara.
Kendati demikian, banyak pengidap kanker payudara yang tidak memiliki keluhan di stadium awal.
Baca juga: Penyebab Gagal Ginjal Kronik dan Cara Mencegahnya, Info Ners Unair
Dokter Notariana menjelaskan bahwa penyakit ini punya faktor risiko yang dibagi dua, yakni:
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Di antaranya wanita, usia lebih dari 50 tahun, memiliki riwayat kanker di keluarga, dan mutasi genetik. Selain itu, usia saat mens pertama dan menopause juga mempengaruhi.
"Perempuan yang mens pertama di bawah 12 tahun dan menopause di atas 55 tahun memiliki faktor risiko mengidap kanker payudara lebih besar," terangnya.