Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar UAD: Ini Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan Nuklir

Kompas.com - 23/08/2022, 12:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Masa depan tentu tak bisa terus menerus menggunakan energi dari bahan bakar fosil. Tetapi harus mulai menggunakan energi terbarukan.

Terkait hal itu, Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Diskusi Publik secara dari, Sabtu (20/8/2022).

Webinar bertajuk "Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan Nuklir dan Panas Bumi di Masa Depan" tersebut diikuti dosen, mahasiswa Fisika UAD dan partisipan umum.

Damar Yoga Kusuma, Ph.D. selaku Ketua Bidang Studi (Kaprodi) Fisika UAD memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Baca juga: Tim UAD Teliti Air Hujan di Yogya yang Sudah Tercemar Mikroplastik

"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan pengurus Himafi yang menjadikan Himafi makin berkemajuan dan lebih baik, berisi kegiatan positif dan berkualitas, salah satunya acara ini," ujarnya dikutip dari laman UAD, Selasa (23/8/2022).

"Diskusi publik ini mengangkat tema hangat dan menarik, harapannya menambah wawasan dan manfaat bagi para peserta," imbuhnya.

Sementara Ketua Himafi FAST, Muhammad Maulidan berharap dengan adanya diskusi publik ini, diharapkan peserta dapat berkontribusi aktif sehingga materi dapat diterima secara maksimal.

Tema yang diangkat oleh Departemen Kajian Strategis juga diharapkan mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap nuklir. Bukan hanya dampak negatif, manfaat nuklir juga harus diketahui oleh elemen masyarakat.

Sedangkan Bagus Agul Triyandi, S.S.T., selaku Pengembang Teknologi Nuklir DFK-BRIN Yogyakarta sebagai pemateri webinar menjelaskan, nuklir memiliki keunggulan lantaran daya dan tenaga nuklir lebih besar dari pada energi lainnya.

Baca juga: UAD Kembangkan Maggot, Solusi Pengurai Sampah Bernilai Ekonomi

Selain itu, nuklir mengandung 1 pellet uranium (8,42 kg) setara dengan 807,4 kg batu bara, 564 liter minyak, dan 594 liter gas alam.

Selain itu, pemanfaatan nuklir juga diatur dalam Undang-Undang No. 10/1997 yang berbunyi:

“Bahwa perkembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir dalam berbagai bidang kehidupan manusia di dunia sudah demikian maju, sehingga pemanfaatan dan pengembangannya bagi pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk ikut meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa”.

Bagus menjelaskan bahwa Indonesia sudah cukup lama meningkatkan pengembangan iptek nuklir, tetapi masih menghasilkan reaktor nuklir (nuklir penelitian), belum mencapai reaktor daya nuklir.

Maka dari itu, dibutuhkan program pengembangan nuklir yang memiliki sasaran program riset dan inovasi ilmu pengetahuan, serta teknologi dan program dukungan manajemen.

Dengan adanya program tersebut, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia nuklir untuk:

1. memacu produktivitas riset

2. meningkatkan jaminan keamanan dan keselamatan lingkungan

Sehingga meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap inovasi berbasis iptek nuklir.

Baca juga: Mahasiswa UAD Bagikan Tips Melawan Stres Berat di Semester Akhir

"Dengan hal ini, elemen masyarakat paham akan kegunaan dan manfaat nuklir sebagai daya energi terbesar dalam implementasi kehidupan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com