Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gizi UM Surabaya: Ini Bahayanya bila Makan Sehari Sekali

Kompas.com - 23/08/2022, 12:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Jika kamu ingin memperoleh tubuh yang ideal dan sehat, maka kamu harus memperhatikan pola makan, frekuensi makan, dan olahraga.

Banyak orang yang mengira bila mengurangi frekuensi makan, maka akan memperoleh tubuh yang ideal.

Baca juga: Korupsi Rektor Unila, Kemendikbud: Orangtua Jangan Cari Jalan Pintas Masukkan Anak ke PTN

Menurut Kementerian Kesehatan, frekuensi makan terdiri dari makan pagi, makan siang, makan malam, dan makan selingan.

Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari 3 kali makan utama, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.

Jadwal makan dibagi menjadi makan pagi (sebelum jam 09.00 WIB), makan siang (12.00-13.00 WIB) dan makan malam (18.00-19.00 WIB).

Ahli Gizi UM Surabaya, Tri Kurniawati menjelaskan, jadwal makan disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung, yakni 3-4 jam, sehingga waktu makan yang baik dalam rentang waktu tersebut.

Ketika mengacu pada waktu itu, maka lambung tidak dibiarkan kosong terlalu lama.

Dia mengaku, pola makan yang tidak teratur, seperti terlambat makan atau menunda waktu makan, bahkan tidak makan bisa membuat perut mengalami kekosongan dalam jangka waktu yang lama.

"Jadwal makan tidak teratur tentunya akan berdampak pada lambung. Makan yang tidak teratur membuat rasa lapar yang lebih dibanding orang yang lapar makan teratur, sehingga akan lebih sulit mengontrol apa yang akan dikonsumsi, sehingga jumlah yang dikonsumsi lebih banyak," ucap dia melansir laman UM Surabaya, Selasa (23/8/2022).

Tri yang juga Dosen Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini UM Surabaya ini menjelaskan, makan satu kali sehari tentunnya bukan hal yang dianjurkan, karena akan memicu beberapa hal.

Baca juga: Berkaca Korupsi Rektor, Unila Perbaiki Sistem dan Pengelolaan Kampus

Pertama, bisa memicu kelelahan. Itu karena, pola konsumsi yang tidak teratur selama beraktivitas, dapat meningkatkan penggunaan cadangan energi otot.

"Akibatnya terjadi pengurangan glikogen otot yang dapat menimbulkan rasa lelah dan akan berbanding lurus dengan penurunan kadar glikogen otot," ucap dia.

Kedua, bisa memicu kondisi mengantuk.

Dia menyatakan, kandungan karbohidrat pada makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan kadar gula darah naik dan turun secara cepat, yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah.

"Tubuh akan melepas insulin dan banyak asam amino trifosfat yang akan masuk ke otak dan dapat memacu hormon serotonin yang memiliki efek relaksasi dan mengantuk," ungkap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com