Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Gizi UM Surabaya: Ini Bahayanya bila Makan Sehari Sekali

KOMPAS.com - Jika kamu ingin memperoleh tubuh yang ideal dan sehat, maka kamu harus memperhatikan pola makan, frekuensi makan, dan olahraga.

Banyak orang yang mengira bila mengurangi frekuensi makan, maka akan memperoleh tubuh yang ideal.

Menurut Kementerian Kesehatan, frekuensi makan terdiri dari makan pagi, makan siang, makan malam, dan makan selingan.

Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari 3 kali makan utama, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.

Jadwal makan dibagi menjadi makan pagi (sebelum jam 09.00 WIB), makan siang (12.00-13.00 WIB) dan makan malam (18.00-19.00 WIB).

Ahli Gizi UM Surabaya, Tri Kurniawati menjelaskan, jadwal makan disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung, yakni 3-4 jam, sehingga waktu makan yang baik dalam rentang waktu tersebut.

Ketika mengacu pada waktu itu, maka lambung tidak dibiarkan kosong terlalu lama.

Dia mengaku, pola makan yang tidak teratur, seperti terlambat makan atau menunda waktu makan, bahkan tidak makan bisa membuat perut mengalami kekosongan dalam jangka waktu yang lama.

"Jadwal makan tidak teratur tentunya akan berdampak pada lambung. Makan yang tidak teratur membuat rasa lapar yang lebih dibanding orang yang lapar makan teratur, sehingga akan lebih sulit mengontrol apa yang akan dikonsumsi, sehingga jumlah yang dikonsumsi lebih banyak," ucap dia melansir laman UM Surabaya, Selasa (23/8/2022).

Tri yang juga Dosen Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini UM Surabaya ini menjelaskan, makan satu kali sehari tentunnya bukan hal yang dianjurkan, karena akan memicu beberapa hal.

Pertama, bisa memicu kelelahan. Itu karena, pola konsumsi yang tidak teratur selama beraktivitas, dapat meningkatkan penggunaan cadangan energi otot.

"Akibatnya terjadi pengurangan glikogen otot yang dapat menimbulkan rasa lelah dan akan berbanding lurus dengan penurunan kadar glikogen otot," ucap dia.

Kedua, bisa memicu kondisi mengantuk.

Dia menyatakan, kandungan karbohidrat pada makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan kadar gula darah naik dan turun secara cepat, yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah.

"Tubuh akan melepas insulin dan banyak asam amino trifosfat yang akan masuk ke otak dan dapat memacu hormon serotonin yang memiliki efek relaksasi dan mengantuk," ungkap dia.

Ketiga, kelebihan jumlah makanan yang dikonsumsi.

Meskipun sudah menahan nafsu makan untuk membatasi kalori, tetapi pada akhirnya seseorang akan mengkonsumsi banyak kalori saat waktu makan tiba.

"Hal tersebut diakibatkan karena menahan lapar dalam waktu yang lama. Kalori akan tambah menumpuk jika mengonsumsi makanan berlemak, makanan olahan atau camilan," jelas dia.

Keempat, bisa mengalamu kekurangan nutrisi. Selain kuantitas atau jumlah, maka kualitas makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan.

"Bila tubuh hanya makan sehari sekali yang seharusnya 3 kali sehari, maka ada kebutuhan gizi secara kualitas dan kuantitas yang belum terpenuhi yang bila terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan sesorang jatuh ke dalam kondisi kekurangan gizi," tukas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/23/120825271/ahli-gizi-um-surabaya-ini-bahayanya-bila-makan-sehari-sekali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke