KOMPAS.com - Seorang ibu akan sangat bahagia ketika bayinya sudah lahir di dunia. Ini karena penantian panjang selama 9 bulan telah berakhir.
Meski demikian, ada beberapa ibu yang mengalami perasaan cemas, sedih, maupun perasaan khawatir berkepanjangan yang mengarah pada gejala baby blues.
Lantas, sebenarnya apa itu Baby Blues Syndrome? Terkait hal itu, RAISA Radio dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar bincang-bincang secara daring, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Putra Tukang Las Ini Kuliah Gratis di UGM, Simak Kisahnya
Tema yang diangkat ialah “Mengenal Baby Blues Syndrome pada Ibu Setelah Melahirkan”. Sedang narasumbernya ialah Dr. dr. Budi Pratiti, Sp.KJ dari Departemen Kedokteran Jiwa FK-KMK UGM.
Menurut Dokter Titi, ada dua bentuk cemas yakni cemas fisiologis dan cemas patologis.
1. Cemas fisiologis adalah rasa cemas yang wajar dan tidak mengganggu.
2. Cemas patologis adalah rasa cemas yang mengganggu.
"Inilah yang harus kita waspadai," ujar dokter Titi sepert dikutip dari laman FK-KMK UGM.
Ia juga menjelaskan baby blues syndrome atau dalam istilah psikiatri adalah postpartum depression terjadi pada ibu-ibu yang memiliki latar belakang kesehatan mental atau rentan kesehatan mental.
Adapun penyebab lainnya seperti rasa sakit, sedih, cemas, kurang tidur, merawat bayi, bingung saat bayi menangis karena tidak kunjung diam, perasaan-perasaan ini berpengaruh pada hormone kehamilan dan saat melahirkan.
Baca juga: Akademisi UGM: Ini Gejala dan Cara Mencegah Amandel
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.