Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara G20 Dorong Pembelajaran Tatap Muka Terus Dilakukan

Kompas.com - 11/07/2022, 21:21 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun ajaran baru 2022/2023 sudah dimulai. Sejumlah sekolah juga telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen bagi para siswanya.

Hal ini tentu menjadi angin segar setelah sekian lama pembelajaran dilakukan secara online karena adanya pandemi Covid-19.

PTM ini menjadi solusi mencegah krisis pembelajaran yang sebelumnya terjadi kepada siswa. Terutama pada kelompok rentan yang menghadapi risiko kehilangan pembelajaran (learning loss) yang lebih besar.

Selama pandemi Covid-19, hampir seluruh negara di dunia menutup sekolah untuk melindungi warga sekolah dari pandemi hingga diperkirakan sebanyak 1,6 miliar murid di seluruh dunia terdampak kebijakan penutupan sekolah.

Baca juga: Universitas Pertamina Buka Lowongan Dosen Tetap bagi S3, Cek Syaratnya

Pemulihan pendidikan secara global

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of the G20 Education Working Group), Iwan Syahril mengatakan, sejumlah negara di dunia memberlakukan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan kualitas yang bervariasi dari satu negara ke negara lain.

Ia menjelaskan, pemulihan pendidikan global sangat penting dibahas untuk meraih tujuan pulih bersama.

Apalagi, Indonesia memimpin Presidensi G20 tahun 2022 dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengemban amanat pemulihan bersama.

"Siswa di seluruh dunia menghadapi masalah akses mendapatkan pembelajaran dan risiko kehilangan pembelajaran atau learning loss. Ini yang harus kita sikapi bersama-sama," terang Iwan dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertajuk "Pentingnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Negara-negara G20" seperti dikutip dari laman Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Selai dari Biji Rambutan? Intip Inovasi Mahasiswa Polinema

PTM tidak tergantikan di negara manapun

Menurut Iwan, lewat pembelajaran tatap muka di sekolah, murid-murid mendapatkan lingkungan belajar yang lebih baik.

"Selain itu, berbagai studi menunjukkan bahwa pembelajaran tatap muka masih merupakan metode paling baik bagi para siswa. Baik anak-anak dan anak-anak muda kita," urai Iwan.

Sementara itu Chief of Education, United Nations Children’s Fund (UNICEF), Katheryn Bennett mengungkapkan, pertemuan tatap muka antara guru dan murid, serta murid dengan teman-teman sekolahnya, tidak bisa tergantikan di negara manapun.

"Pembelajaran digital memang telah menolong masyarakat global lebih mudah mengakses pembelajaran. Tapi, kita tahu bahwa anak-anak belajar paling efektif kalau mereka duduk di kelas, berinteraksi dengan guru, dan bergaul dengan teman sekelas," ujar dia.

Menurutnya, PTM tidak ada gantinya, ini pentingnya menjaga sekolah tetap buka. Katheryn mengapresiasi upaya Indonesia yang telah memprioritaskan vaksinasi Covid-19 bagi guru dan tenaga pendidik, sehingga tercipta ruang aman bagi siswa untuk kembali ke sekolah.

"Apalagi, Indonesia akan segera memasuki tahun ajaran baru. Ini pilar penting untuk mengembalikan siswa ke sekolah," imbuh Katheryn.

Baca juga: Ada 2 Dampak Kenaikan Harga Minyak di Indonesia Menurut Ekonom Unair

Katheryn menilai, dampak buruk pandemi Covid-19 tidak hanya pada pembelajaran, tapi juga kualitas hidup anak. Terutama karena isolasi dan pembatasan sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com