Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Guru Fahri, Jadikan SMA Tempatnya Mengajar sebagai Sekolah Penggerak

Kompas.com - 23/06/2022, 14:46 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Sekolah Penggerak kini menjadi salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mengakselerasi sekolah negeri dan swasta untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

Andi Fahri, seorang guru mata pelajaran kimia, berhasil membuat sekolah tempatnya mengajar, yakni SMA Plus Budi Utomo Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi satu dari sembilan sekolah di Kota Makassar yang terpilih sebagai sekolah penggerak oleh Kemendikbud Ristek.

Pria yang akrab dipanggil Fahri ini menjadi orang pertama yang mendorong Kepala SMA Plus Budi Utomo, Dede Nurohim, untuk mengikuti program guru dan kepala sekolah penggerak.

Baca juga: 20 Nilai Tertinggi UTBK SBMPTN 2022, Terbanyak di UGM

Keinginan Fahri bukan tanpa sebab. Saat program guru penggerak diluncurkan pada 3 Juli 2020 silam, Fahri tak antusias, bahkan sempat skeptis dan memandang remeh.

“Program apa lagi ini? Lama sekali harus pendidikan sembilan bulan,” tuturnya, Rabu (22/6/2022), dilansir dari laman Kemendikbud.

Namun demikian, Fahri yang berlatar belakang sarjana jurusan kimia murni dan dilanjutkan dengan penyetaraan bidang pendidikan ini tetap mencari tahu mengenai program guru penggerak.

Satu hal yang menggerakkan Fahri untuk mengikuti program adalah saat mengetahui bahwa di dalam guru penggerak, metode yang ditonjolkan adalah keberpihakan pada murid.

Masih diselimuti dengan berbagai tanda tanya dan kurang motivasi, Fahri akhirnya mengikuti rangkaian tes guru penggerak.

Ia bercerita, banyak kendala yang ditemui dan hampir memutuskan motivasinya untuk terus melanjutkan program. Namun, setiap masalah yang ia temui selalu mendapatkan jalan keluar sampai akhirnya bisa lolos menjadi guru penggerak.

Baca juga: 10 Provinsi yang Siswanya Paling Banyak Diterima SBMPTN 2022

“Saat tes bakat skolastik misalnya, saya sedang di daerah karena ada teman menikah. Saya menghadapi kendala jaringan. Akhirnya saya perlu waktu lama untuk menyelesaikan tes, tapi akhirnya berhasil,” tutur Fahri.

Baru saat tes wawancara, Fahri merasa motivasinya kembali tinggi. Setiap informasi yang ia terima mulai mengubah cara pandangnya sebagai seorang guru, bahwa seharusnya guru itu menuntun bukan menuntut siswa untuk bisa.

Akhirnya, Fahri lulus sebagai guru penggerak angkatan pertama, menjadi satu dari 21 guru penggerak dari Sulawesi Selatan.

Tak ingin menikmatinya sendiri, Fahri pun mengajak Kepala SMA Plus Budi Utomo, Dede Nurohim untuk menjadi guru sekaligus kepala sekolah penggerak.

Terdorong oleh Fahri, Dede lalu memutuskan mengikuti rangkaian tes guru penggerak. Sama seperti Fahri, Dede pun tak antusias awalnya.

Ia mengaku sempat menghubungi rekan-rekannya sesama kepala sekolah lain, dan tak mendapat respons positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com