KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Kondisi ini mendatangkan banyak keuntungan, tapi di sisi lain juga memiliki tantangan tersendiri dalam manajemen logistik.
Manajemen logistik yang terpadu sangat diperlukan sehingga layanan ke masyarakat sebagai pengguna menjadi lebih baik untuk meminimalkan biaya logistik.
Menurut tim ahli Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Wakhid Slamet Ciptono, dunia saat ini berada pada masa VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang penuh ketidakpastian.
Baca juga: Universitas Prasmul Buka Lowongan bagi Lulusan S1, Segera Daftar
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang tepat sebagai proteksi dalam menghadapi ketidakpastian tersebut.
"Salah satu yang perlu dilakukan adalah mewujudkan good dynamics goverment sebagai upaya mewujudkan manajemen logistik terpadu," terang Wakhid Slamet Ciptono saat menjadi pembicara webinar dengan topik "Manajemen Logistik Terpadu di Negara Kepulauan: Isu, Permasalahan dan Solusi Pemecahannya" seperti dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (25/5/2022).
Dia mengatakan, saat ini terdapat beberapa isu dan permasalahan logistik nasional yang perlu dicari solusinya. Ia menyebutkan beberapa isu tersebut antara lain:
1. Belum seimbangnya supply-demand barang
2. Belum seimbangnya perdagangan barang wilayah Barat – Timur Indonesia dan antara daerah yang sudah berkembang dengan daerah 3TP.
Baca juga: Unesa Evaluasi UTBK 2022, Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Peserta
3. Belum optimalnya kinerja infrastruktur pendukung aktivitas logistik (konektivitas logistik)
4. Koordinasi antar pelaku logistik yang belum berjalan efektif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.