Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM Ungkap Strategi untuk Turunkan Biaya Logistik Indonesia

Kompas.com - 26/05/2022, 07:55 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Kondisi ini mendatangkan banyak keuntungan, tapi di sisi lain juga memiliki tantangan tersendiri dalam manajemen logistik.

Manajemen logistik yang terpadu sangat diperlukan sehingga layanan ke masyarakat sebagai pengguna menjadi lebih baik untuk meminimalkan biaya logistik.

Menurut tim ahli Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Wakhid Slamet Ciptono, dunia saat ini berada pada masa VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang penuh ketidakpastian.

Baca juga: Universitas Prasmul Buka Lowongan bagi Lulusan S1, Segera Daftar

Permasalahan logistik nasional perlu dicari solusinya

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang tepat sebagai proteksi dalam menghadapi ketidakpastian tersebut.

"Salah satu yang perlu dilakukan adalah mewujudkan good dynamics goverment sebagai upaya mewujudkan manajemen logistik terpadu," terang Wakhid Slamet Ciptono saat menjadi pembicara webinar dengan topik "Manajemen Logistik Terpadu di Negara Kepulauan: Isu, Permasalahan dan Solusi Pemecahannya" seperti dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (25/5/2022).

Dia mengatakan, saat ini terdapat beberapa isu dan permasalahan logistik nasional yang perlu dicari solusinya. Ia menyebutkan beberapa isu tersebut antara lain:

1. Belum seimbangnya supply-demand barang

2. Belum seimbangnya perdagangan barang wilayah Barat – Timur Indonesia dan antara daerah yang sudah berkembang dengan daerah 3TP.

Baca juga: Unesa Evaluasi UTBK 2022, Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Peserta

3. Belum optimalnya kinerja infrastruktur pendukung aktivitas logistik (konektivitas logistik)

4. Koordinasi antar pelaku logistik yang belum berjalan efektif.

Hal tersebut tentu berdampak sistem logistik nasional saat ini yang kurang efektif dan efisien sehingga berdampak pada sektor lainnya.

Kinerja logistik nasional ini dapat dilihat pada skor Logistic Performance Index (LPI). Skor LPI Indonesia dari tahun ke tahun 2010-2018 cukup fluktuatif tetapi cenderung terus mengalami peningkatan.

"Skor LPI Indonesia secara rata-rata masih di bawah target sasaran Sistem Logistik Nasional (Sislognas) sebesar 3,5," imbuhnya.

Baca juga: Dosen IPB Ungkap 4 Ancaman Upaya Pelestarian Serangga

Manajemen logistik terpadu jadi solusi

Dia menambahkan, hal tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak untuk terus berupaya melakukan perbaikan kinerja logistik nasional.

Dia menyampaikan, ketidakseimbangan perdagangan wilayah Barat dan wilayah Timur Indonesia juga menjadi penyebab ketimpangan kinerja rantai pasok dan logistik. Wilayah Timur Indonesia hanya menyumbang sekitar 15 – 20 persen total volume barang.

Beberapa program pemerintah seperti tol laut, belum mampu mengatasi masalah ketimpangan tersebut.

"Untuk menciptakan biaya logistik yang lebih efisien, manajemen logistik terpadu merupakan strategi yang efektif dalam upaya menurunkan biaya logistik," tegas Wakhid.

Baca juga: 5 Cara Belajar Menghitung yang Menyenangkan bagi Siswa SD

Dia menilai, regulasi yang dimiliki Indonesia berupa Sislognas saat ini sudah sangat baik. Meski begitu, diperlukan adanya pembaruan terkait aspek teknologi untuk mengakomodasi kondisi global yang terus berkembang.

Dalam Sislognas ini terdapat 7 key driver yang menjadi faktor kunci dalam upaya memperbaiki sistem logistik nasional. Untuk mewujudkan Manajemen Logistik yang terpadu dibutuhkan koordinasi tidak hanya di level pemerintah dalam hal regulasi. Tetapi juga aspek operasional dalam implementasi di lapangan.

Dia menegaskan, untuk mengubah manajemen logistik menuju manajemen logistik yang terpadu dibutuhkan integrasi pada level mikro.

Baca juga: PT Tata Udara Nasional Buka Lowongan Kerja bagi S1, Yuk Daftar

Meliputi Operational Excellence, level messo yang terkait dengan Business Process Development, level makro dalam bentuk Good and Dynamic Governance, serta level mundo yang menyangkut Global Ecosystem Coordinating dan Networking for Sustaining Global Operations and Innovation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com