Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unesa: Pilih Jurusan Kuliah, Orangtua Harus Ikut Berperan

Kompas.com - 27/03/2022, 20:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kini, pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) 2022 telah dimulai.

Bagi calon mahasiswa tentu harus segera menentukan pilihan kampus dan jurusan kuliah apa yang cocok. Diharapkan, peserta bisa memilih dengan benar.

Terkait hal itu, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan sosialisasi prodi dan jurusan dalam Unesa Virtual Campus Expo (UVCE) secara daring, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Guru Besar Unesa: Ini Cara Mengatasi Krisis Air Bersih

Adapun narasumbernya ialah Dr. Retno Tri Hariastuti, M.Pd., Kepala Prodi Bimbingan Konseling dan ditemani Dr. Meita Santi Budiani, S.Psi.,M.Psi. selaku Kepala Prodi Psikologi.

Perlu diketahui, Prodi Psikologi dan Prodi Bimbingan Konseling itu berbeda. Sederhananya, ruang lingkup Psikologi lebih luas dari Bimbingan Konseling.

Kenali potensi diri

Menurut Retno, mata kuliah di Psikologi yang sangat disukai mahasiswa adalah Psikologi Kepribadian, Observasi dan Psikodiagnostik.

Sementara Bimbingan dan Konseling banyak mata kuliah yang berkaitan dengan Psikologi, tetapi mahasiswa dibekali dengan keterampilan konseling dimulai dari keterampilan dasar bertemu dengan orang lain, bertanya, mengenali karakteristik orang dan masalahnya dan teknik-teknik dalam pemecahan masalah.

"Sebelum memilih jurusan, peserta perlu memahami potensi dan minatnya terlebih dahulu. Karena itu, peserta perlu bertanya pada diri sendiri," ujarnya dikutip dari laman Unesa, Minggu (27/3/2022).

Dikatakan, pertanyaan itu ialah "aku punya kemampuan apa?", "aku punya bakat apa?", "minatku sebenarnya apa sih?"

Baca juga: Calon Mahasiswa, Simak 5 Cara Memilih Jurusan Kuliah

Selain itu, juga harus memahami karakteristik diri sendiri. Setelah itu, barulah ke aspek memahami prodi yang dipilih termasuk prospek kerja atau karir ke depan.

Tidak lupa dukungan dari orang tua. "Dari sisi orang tua harus paham dengan karakteristik anaknya, sehingga ketika berinteraksi atau bersosialisasi dengan si anak bisa satu frekuensi atau nyambung," terangnya.

Sementara Meita menjelaskan, pandangan calon mahasiswa yang sering terlewatkan ialah ketika lulus nanti mau kerja atau berkarir seperti apa.

Kadang mereka asal bisa kuliah dan nanti asal bisa kerja. Maka sebaiknya semua harus direncanakan, tentu agar jelas dan fokus.

Orangtua ikut berperan

Tak hanya itu saja, dalam memilih jurusan kuliah juga membuat calon mahasiswa stres. Karena itu, orang tua harus punya andil.

Orang tua harus mempelajari karakteristik anaknya, membantu anak mengenali diri, sebagai pendamping yang mengajak anak bicara dan mengajak refreshing agar pikiran anak tidak pusing.

Meita mengatakan, sekarang banyak asumsi di luar yang berdampak pada turunnya motivasi untuk kuliah. Salah satunya, menganggap bahwa kuliah hanya teori dan tidak berarti jika tidak diajari dosen.

Baca juga: 9 Jurusan Kuliah Langka di Indonesia, Ada Pilihanmu?

Kuliah tidak hanya teori, tetapi praktek. Itu dikemas dari semester pertama hingga semester akhir.

"Ditambah program MBKM yang semakin memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan diri baik di dalam kampus maupun di luar kampus, di masyarakat dan di perusahaan atau industri," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com