Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Ibu Bunuh Anak, Akademisi IPB: Ini 6 Faktor Penyebabnya

Kompas.com - 25/03/2022, 13:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Ketiga ialah ketidaksanggupan untuk menyaksikan anak-anak menghadapi kesakitan dan kesusahan. Pengalaman menyakitkan sepanjang hidup dapat memicu matinya rasa takut akan rasa sakit dan kematian.

Sehingga pelaku menganggap bahwa dengan kematian, anak-anak dapat terhindarkan dari kesakitan dan kesusahan di kemudian hari.

4. Kondisi sosial ekonomi keluarga

Kondisi sosial-ekonomi keluarga, interaksi sosial dan kontrol sosial masyarakat dinilai sebagai faktor eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tindak kekerasan terhadap anak terjadi pada keluarga dengan kondisi sosial-ekonomi yang rendah.

Baca juga: Akademisi UAD: Ini Pentingnya PHBS di Masa Pandemi

Hal ini terjadi karena tekanan sosial-ekonomi (terlilit hutang, rendahnya kemampuan ekonomi dan lain-lain) menjadi penyebab tingginya tingkat stres pada orang tua yang memicu amarah.

5. Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19

Penelitian juga menunjukkan adanya keterkaitan yang signifikan antara tekanan ekonomi dengan tingkat depresi orang tua selama pandemi Covid-19. Tekanan ekonomi, dalam banyak kasus, menyebabkan risiko stres, kecemasan, insomnia dan konflik antara anggota keluarga.

"Hal ini meningkatkan angka kekerasan dalam keluarga, bunuh diri, penganiayaan bahkan pembunuhan anak," jelasnya.

6. Hukuman fisik di keluarga

Adanya kebiasaan memberlakukan hukuman fisik dalam keluarga juga jadi salah satu penyebab. Sebagian masyarakat masih menerima, meyakini serta menerapkan hukuman fisik sebagai metode ampuh dalam membentuk karakter baik pada anak.

"Padahal hal tersebut tidak hanya dapat membahayakan fisik anak, namun juga dapat menyisakan trauma berkepanjangan dan mengganggu perkembangan anak," terangnya.

Dr. Yulina yang juga Ketua Divisi Penelitian Pusat Pengembangan Sumber Daya manusia (P2SDM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ini juga memberikan penjelasan lain.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Pupuk Alami untuk Tabulampot dari Limbah Ini

Yakni kebiasaan untuk mendisiplinkan anak dengan memukul, mencubit, menendang ataupun aksi fisik lainnya, dapat mengakibatkan orang tua mudah terlarut dalam luapan emosi.

Sehingga tanpa disadari, secara tidak sengaja tega melakukan tindakan anarki selama kebutuhan untuk memuaskan amarahnya terpenuhi.

Ini yang kemudian mendorong kepada kekhilafan dan tidak mengindahkan aturan sosial mengenai asas kepatutan perilaku dalam masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com