Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 11/02/2022, 11:00 WIB

 

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan diperjuangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selama presidensi G20 Indonesia.

Pertama adalah pendidikan berkualitas atau universal quality education. Isu kedua ialah teknologi digital dalam pendidikan atau digital tech in education. Yakni mengenai solusi bagaimana teknologi digital bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses kualitas dan keadilan sosial di bidang pendidikan.

Sedangkan isu yang ketiga adalah solidaritas dan kemitraan atau solidarity and partnership atau berkaitan dengan kearifan budaya bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

Baca juga: Nadiem Ajak Insan Pers Kuatkan Kolaborasi untuk Cerdaskan Bangsa

Terakhir, isu yang diangkat adalah masa depan dunia kerja pascapandemi covid-19 atau the future of work post covid-19.

Kebutuhan dunia kerja pascacovid-19 akan mengalami perubahan besar. Sehingga, bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan dunia di masa datang.

Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid selaku Coordinator of Ministerial Meeting on Culture menjelaskan bahwa kepemimpinan Kemendikbudristek pada bidang kebudayaan dalam Presidensi Indonesia di G20 nantinya akan membawa tema bertajuk ‘Jalan kebudayaan untuk Hidup Berkelanjutan’.

Melalui tema itu, Indonesia akan mengajak negara-negara lainnya untuk merefleksikan diri dan memikirkan kembali kehidupan manusia dalam tatanan global yang dianggap masih jauh dari hidup yang berkelanjutan.

“Semua orang saat ini berbicara tentang pentingnya membentuk satu normal baru. Hanya saja, apa yang menjadi landasan bagi normal baru ini? Sekali lagi, kebudayaan bisa kita harapkan untuk memberikan kontribusi, karena sejatinya kebudayaan adalah sumber dan hasil dari pembangunan,” ucap Hilmar, dilansir dari laman Kemdikbud. 

Baca juga: 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

“Kalau kita tidak arif atau memanfaatkan kearifan lokal dengan baik, keberlanjutan bumi tidak akan bisa dijaga. Untuk itu, semua harus berkelanjutan termasuk di dalam lingkungan dan alam di mana kita memanfaatkan sandang, pangan, dan papan,” tambah Hilmar.

Sementara, Helianti Hilman selaku wirausahawan sosial yang bergerak bidang pangan berkelanjutan menuturkan kontribusi budaya yang sebenarnya adalah memberikan interpretasi terhadap bahan pangan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+