Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Obat UGM: 3 Tips Mengolah Tanaman Herbal untuk Dikonsumsi

Kompas.com - 10/02/2022, 14:09 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia yang berada di daerah tropis dianugerahi dengan beragam jenis flora. Banyak dari tanaman di Indonesia yang kemudian dapat dijadikan obat atau yang disebut juga sebagai tanaman herbal.

Contohnya seperti tanaman Tempuyung, atau dengan nama latin-nya Sonchus arvensis, berguna sebagai obat batu ginjal.

Lalu, ada tanaman Mimba (Azadirachta indica) sebagai obat diabetes, tanaman Purwoceng (Pimpinella pruatjan) untuk meningkatkan gairah seksual, tanaman Pegagan (Centella asiatica) untuk menghambat penuaan, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi tanaman-tanaman obat tersebut.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

Jika sembarangan mengolah dan mengonsumsi tanaman herbal, bisa berpengaruh buruk di tubuh manusia.

Untuk itu, Pakar obat herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Djoko Santosa, memberikan tips mengkonsumsi tanaman herbal.

1. Pastikan kebenaran dari bahan

Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika memanfaatkan tanaman herbal adalah memastikan kebenaran dari tanaman yang hendak dikonsumsi.

Apakah tanaman tersebut adalah tanaman yang dimaksud atau hanya mirip saja. Djoko Santosa menuturkan bahwa kepastian pada kebenaran bahan sangatlah penting.

Sebab, jika salah bahan maka pertama khasiat yang diharapkan tidak didapatkan atau kemungkinan kedua, tanaman yang dikonsumsi malah dapat memberikan efek buruk pada tubuh.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

“Jadi, yang pertama adalah (memastikan) betulnya bahan. Kalau tidak betul maka bisa jadi masalah. (Sebagai contoh ketika) harusnya mengonsumsi Lempuyang Wangi untuk niat menurunkan kolesterol, tapi (karena salah identifikasi) malah mengonsumsi Lempuyang Gajah yang malah nambah kegemukan. Jadi, efeknya bisa berkebalikan. Padahal, (kedua tanaman) itu satu keluarga tanaman yang sangat dekat sekali (mirip-mirip),” tutur Dr. Djoko Santosa dilansir dari laman UGM.

2. Perhatikan waktu panen yang tepat

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memanen tanaman-tanaman herbal tersebut.

Sebab, waktu panen turut dapat memengaruhi khasiat dari tanaman-tanaman tersebut.

“(kalau yang dikonsumsi adalah daun dari tanaman herbal tersebut), (maka) daun itu mestinya dipanen ketika sudah mekar sempurna. (Sehingga) lebih baik kalau dipanen itu pagi hari. Daun sirih hijau atau daun teh cocok dipanen di pagi hari," Ujarnya.

Tetapi ada pengecualian, contohnya adalah daun cengkeh. Daun cengkeh dipanen setelah daunnya gugur." Sebab, kandungan Metil Eugenol-nya (akan) sangat tinggi sekali (setelah dia gugur),” jelas Dr. Djoko Santosa.

Baca juga: Peneliti Unair Hadirkan Produk Herbal Obati Gula Darah dan Kolesterol

3. Perhatikan cara pengelolaannya

Terakhir, pengelolaan tanaman-tanaman herbal tersebut juga semestinya diolah dengan cara yg tepat pula.

Dalam cara pengirisan misalnya perlu menggunakan pisau mengikuti arah dari serat yang bakal diiris. Jika tidak, khasiat dari obat herbal tersebut bisa mengalami penurunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com