Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tirta Akdi Toma Mesoya Hulu
Pengajar IT dan Penulis Novel

Pengajar IT dan Penulis Novel. Pengajar senior di CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Alumni Fasilkom Universitas Indonesia. Mantan Coordinator Volunteer Asian Para Games 2018 dan Penyiar Radio.

Telah menekuni hobi menulis sejak 2011 dan telah menulis sejumlah novel di beberapa platform digital, memiliki kegemaran memperhatikan tren di sosial media terutama yang berkaitan dengan sudut pandang generasi milenial dan Gen-Z.

Dilema Salah Jurusan Kuliah

Kompas.com - 09/02/2022, 14:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, pada umumnya seseorang akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang perkuliahan, entah itu sarjana maupun diploma.

Begitu banyak ragam pilihan jurusan yang bisa dipilih untuk kita pelajari secara lebih mendalam.

Sebut saja beberapa jurusan populer seperti Kedokteran, Teknik, Akuntansi, Komunikasi, dan lain sebagainya.

Jurusan yang kita pilih saat kuliah seharusnya menjadi jalan untuk mencapai karir yang kita inginkan di masa depan.

Namun, tak jarang seorang siswa tamatan SMA memilih jurusan dengan informasi yang kurang memadai atau sekadar ikut-ikutan teman.

Secara pribadi, saat lulus SMA tahun 2009, saya pernah mengambil jurusan Akuntansi Internasional di salah satu universitas.

Bukan karena saya menyukai akuntansi, malah akuntansi adalah pelajaran yang paling tidak saya sukai.

Saat itu saya memilih jurusan tersebut karena sahabat terdekat saya mengambil jurusan serupa. Alhasil, ketika dinyatakan lolos seleksi, saya tidak jadi mengambilnya.

Selain minimnya informasi yang saya kumpulkan sebelum memilih jurusan untuk kuliah, hal lainnya adalah karena tidak adanya arahan dari keluarga terkait jurusan yang bisa saya pilih.

Sudah semester atas, masih merasa salah jurusan

Fenomena ini tentunya terjadi pada banyak orang. Saya sering menemui mahasiswa atau teman yang masih saja mengeluhkan tentang jurusan yang mereka pilih untuk berkuliah.

Bahkan tak sedikit yang sudah berada di semester atas masih merasa dirinya salah memilih jurusan.

Penyebab dari perasaan ini muncul biasanya ketika kita telah menjalani beberapa semester perkuliahan, dan merasa bahwa apa yang dipelajari di jurusan tersebut tidak betul-betul sesuai dengan passion yang kita miliki.

Kasus lainnya, salah jurusan juga disebabkan oleh ikut-ikutan tren atau teman seperti yang saya alami dulu, atau bahkan karena dorongan orangtua yang terlalu menuntut anaknya untuk mengambil suatu jurusan yang sebenarnya bukan keinginan anaknya.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang akhirnya merasa salah dalam mengambil jurusan perkuliahan.

Terlepas dari beberapa faktor tersebut, dampak yang ditimbulkan jelas bukan main-main.

Salah satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar hingga menghasilkan lulusan yang kurang kompeten.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan jika kita berada di posisi tersebut?

Ketika kita merasa berada di jurusan yang salah, akan tetapi sudah “kepalang basah” untuk mengganti jurusan, atau tidak mendapatkan restu dari orangtua untuk mengganti jurusan, atau belum tahu ingin mengambil jurusan apa untuk berkuliah, maka ada beberapa hal yang bisa kita pertimbangkan untuk dilakukan:

1. Salah jurusan bukan berarti berhenti belajar. Ingat, belajar tidak pernah merugikan, meski kita mempelajari sebuah ilmu yang mungkin kita kurang minati.

Bisa jadi ilmu yang kita peroleh dari jurusan yang salah ini, akan bermanfaat di masa depan.

Dari salah satu video yang pernah saya unggah dengan tema yang sama di salah satu media sosial, ada beberapa orang yang menuliskan komentar tentang pekerjaan mereka saat ini yang tidak sesuai dengan jurusan mereka saat berkuliah.

Salah satunya adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai reseller pakaian yang dulunya berkuliah di jurusan TI.

Hikmah yang bisa dipetik adalah, ia memiliki pengetahuan tentang Teknologi Informasi yang bisa digunakan untuk membuat website-nya sendiri, untuk menunjang kegiatan bisnisnya.

2. Jika kamu baru akan memasuki dunia perkuliahan, pastikan kamu memilih jurusan atas keinginan kamu sendiri.

Ragam informasi yang tersebar di internet terkadang dapat memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, termasuk dalam memilih jurusan kuliah.

Ketika salah satu situs mengatakan jurusan A adalah jurusan yang paling diminati, tak sedikit orang yang berbondong-bondong memilih jurusan tersebut tanpa benar-benar tahu apakah jurusan tersebut sesuai dengan passion mereka.

Pastikan kembali minat yang ingin kamu tekuni sebagai jalan karir kamu kedepannya.

3. Komunikasikan dengan orangtua tentang apa yang kamu sukai, dan apa prospek ke depan yang ingin kamu raih.

Salah satu kasus yang paling tidak asing yang ditemui adalah seorang mahasiswa yang mengaku “dipaksa” oleh orangtuanya untuk memilih suatu jurusan.

Sangat merepotkan tentunya, salah-salah kita bisa dicap anak yang tidak penurut jika menentang kehendak orangtua.

Langkah paling ideal adalah mengkomunikasikan apa yang kamu inginkan dan karir yang ingin kamu kejar dengan jurusan yang kamu pilih.

Jika kamu memiliki informasi yang cukup dan menunjukkan kesungguhan tekadmu, maka orangtua kamu pasti akan bisa melihat itu.

Karena pada akhirnya kamulah yang akan menghadapi setiap lika-liku yang menanti perjalanan karir kamu di masa depan.

Salah jurusan merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi. Tidak masalah jika akhirnya kamu memilih karir yang berbeda dengan jurusan yang kamu pilih semasa kuliah.

Namun, selama kamu berkuliah di jurusan yang kamu anggap salah, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan belajar tersebut, karena pada dasarnya belajar itu tidak pernah merugikan seseorang.

Sebagai contoh, kamu memiliki passion fotografi, akan tetapi terpaksa berkuliah di jurusan manajemen karena tuntutan orangtua atau ikut-ikutan teman.

Bukan berarti di masa depan kamu tidak bisa menekuni hobi kamu tersebut sebagai sebuah profesi.

Justru kamu memiliki nilai lebih karena mengerti tentang manajemen dan pemasaran yang berguna untuk kelangsungan usaha kamu tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com