Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juarai Kompetisi Riset Tanoto Foundation, Ini Inovasi Para Mahasiswa

Kompas.com - 27/01/2022, 16:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tanoto Foundation, sebagai lembaga filantropi independen di bidang pendidikan peduli dengan upaya peningkatan kapasitas kepemimpinan di kalangan generasi muda dan perguruan tinggi melalui berbagai metode termasuk pendekatan riset.

Salah satu program strategis yang dijalankan Tanoto Foundation dalam mendorong budaya riset di kalangan mahasiswa adalah Tanoto Student Research Award (TSRA) yang rutin diadakan setiap tahun.

TSRA merupakan program dana hibah tahunan untuk penelitian/riset di perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation dan terbuka untuk setiap mahasiswa di perguruan tinggi yang bekerja sama.

TSRA juga merupakan rangkaian dari program Teladan, sebuah program kepemimpinan berjenjang dan terstruktur, memfasilitasi penerima manfaat yang ada di ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia agar bisa bersinergi dan berkolaborasi guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.

Baca juga: Keren, 120 Mahasiswa Indonesia Ikut Kontes Mobil Hemat Energi 2021

Ragam inovasi riset para mahasiswa

Pada tahun 2021, telah terpilih sebanyak 54 proposal penelitian dalam lima kategori yang didanai melalui program TSRA.

Proposal yang didanai di semua perguruan tinggi mitra tersebut dikumpulkan untuk dikompetisikan di tingkat nasional. Tuan rumah TSRA tingkat Nasional di tahun 2021 kembali kepada IPB University, setelah menjadi tuan rumah tahun 2020 lalu.

Setelah melalui proses penilaian, ditentukan pemenang untuk masing-masing kategori. Kelima kategori tersebut adalah Science Research, Appropriate Technology, Social Research, Business and Entrepreneurship, serta Social Empowerment.

Kategori Science Research dimenangkan oleh kelompok dari Universitas Indonesia (UI) dengan penelitian “Studi Pendahuluan Mekanisme Sensor Teofilin dari Theobroma Cacao sebagai Detektor SARS-Vov-2 secara in Silico”.

Baca juga: Mahasiswa Bersiap, IISMA 2022 Kemendikbud Bakal Gandeng Kampus Top Dunia

Dilansir dari Kompas.com, dalam acara media briefing usai penganugerahan penghargaan TSRA 2021 secara daring melalui Zoom, Selasa (25/1/2022), Hanif selaku ketua tim mengatakan, timnya menggunakan metode elektrokimia untuk membuat alat pendeteksi Covid-19.

“Sensor elektrokimia ini sangat cepat dan mudah. Hanya (membutuhkan waktu) 10 menit, akan terlihat hasilnya,” kata Hanif.

Ia menjelaskan, proses awal pembuatan alat pendeteksi Covid-19 dilakukan dengan melakukan uji komputasi untuk menyeleksi jenis senyawa yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19.

Adapun pada kategori Appropriate Technology, kelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan penelitian berjudul “Alat Pendeteksi Apnea Tidur Real Time melalui Pemantauan Aliran Nafas dengan Sensor Mekanik Nonivasif untuk Mencegah Risiko Penyakit Kardiovaskular” berhasil menjadi pemenang.

Kelompok ini terdiri dari Alifia Zahratul Ilmi, Eraraya Morenzoe Muten, Muhammad Fairuziko Nurrajab, Kayyiza Zahratulfirdaus.

Alifia selaku ketua kelompok peneliti menyampaikan, timnya mencoba menggali lebih dalam tentang masalah tidur yang kerap dialami masyarakat. “Kadang kita menganggap bahwa suara dengkuran itu tanda bahwa seseorang tidurnya nyenyak. Padahal, di balik suara dengkuran itu sebenarnya ada suatu hal yang membahayakan,” jelas Alifia.

Ia memaparkan, timnya ingin mencegah penyakit gangguan tidur yang parah dengan cara menggunakan alat pendeteksi apnea tidur. Alat ini akan mendeteksi penyakit melalui suara dengkuran seseorang.

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com