KOMPAS.com - Ibadah haji merupakan impian oleh hampir semua umat muslim di dunia.
Kendati demikian, waktu tunggu yang lama serta biaya yang relatif tinggi, merupakan dua hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan haji untuk masyarakat Indonesia.
Baca juga: Sesajen Ditendang di Gunung Semeru, Ini Pandangan Pakar Unair
Adanya hal itu, Pakar Unair Prof. Raditya Sukmana angkat suara.
Dia membandingkan membandingkan keadaan waktu tunggu keberangkatan haji di Indonesia dan Amerika.
"Kalau di Indonesia, orang yang berhaji harus menunggu sekitar 30 tahun. Tapi kalau di Amerika, bisa 0 tahun yang artinya tidak perlu menunggu lama," ucap dia melansir laman Unair, Senin (23/1/2022).
Lamanya waktu tunggu keberangkatan haji, sebenarnya juga berlandaskan pada beberapa faktor.
Seperti terbatasnya fasilitas dan jumlah calon jamaah yang banyak.
"Karena fasilitasnya di sana terbatas. Tapi antrean daftar tunggunya mencapai 5,5 juta orang, sehingga kemudian waktu tunggu keberangkatan haji menjadi meningkat. Lain halnya dengan di Amerika yang mungkin jumlah penduduk muslimnya tidak sebanyak Indonesia," jelas dia.
Guna menanggulangi hal itu, Prof. Radity menawarkan beberapa solusi. Hal itu dengan tujuan mengurangi waktu tunggu keberangkatan haji di Indonesia.
Baca juga: Uji Coba E-KTP Digital, Ini Tanggapan Pakar Unair
"Kita bisa merevisi rumus kuota per negara. Misalnya yang kira seimbang dengan jumlah pendaftar haji. Untuk mencapai solusi itu, tentu pemerintah Indonesia harus melobi Arab Saudi sebagai tempat haji itu," ungkap Ketua Program Studi Doktor Ekonomi Islam FEB Unair ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.