Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalisme dan Pendidikan Jadi Penerang Kehidupan

Kompas.com - 02/12/2021, 18:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Jurnalisme dan pendidikan menjadi penerang kehidupan, keduanya tidak bisa dipisahkan.

Seperti tokoh pendidikan bangsa Indonesia Ki Hadjar Dewantara, awalnya adalah seorang jurnalis.

Baca juga: Sepak Terjang Wikan Sakarinto, Orang Nomor 1 Ditjen Pendidikan Vokasi

Lalu, tokoh pendiri bangsa Indonesia lainnya, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir merupakan jurnalis pendidikan.

"Jadi jurnalisme pendidikan merupakan bidan dari lahirnya Indonesia," ucap Pakar Kenegaraan Yudi Latif dalam acara Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch 3, Rabu (2/12/2021).

Maka dari itu, jurnalisme dan pendidikan jangan dipisahkan, agar bisa menciptakan Indonesia yang lebih baik di masa depan.

"Jadi bagaimana pendidikan benar-benar itu harus berfungsi dalam meningkatkan kualitas hidup secara nyata di masyarakat," tegas dia.

Bahkan, kata dia, indikator perguruan tinggi terbaik dunia saja hanya dilihat dari output publikasi dan lainnya.

Baca juga: Nadiem Tak Biarkan Intoleransi Terjadi di Dunia Pendidikan

"Seharusnya bisa dilihat dari berfungsi apa yang diajarkan di jantung pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ungkap pria yang pernah menjadi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Aspek teknik dasar perlu diajarkan

Tak lupa, aspek teknis dasar perlu diajarkan ke pelajar Indonesia.

Namun, agar penguasaan aspek itu berfungsi, siswa maupun mahasiswa perlu memiliki wawasan sosial budaya dari masyarakat.

Saat ini, menurut dia, aspek penguasaan teknis anak-anak Indonesia tidak buruk.

Sebab, anak-anak umur 3 tahun saja sudah bisa mengoperasikan smartphone tanpa perlu diajari oleh orangtua.

Baca juga: Penelitian Perguruan Tinggi Harus Bermanfaat bagi Masyarakat Luas

"Kalau ingin jadi masyarakat inovatif, maka harus punya jiwa inovatif. Jiwa inovatif itu harus punya wawasan sosial budaya, daya imajinasi dan kreativitas yang kuat," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com