Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Siswa Tunarungu Belajar Matematika, Guru Elis Ciptakan Aplikasi

Kompas.com - 25/11/2021, 18:54 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi seorang guru, artinya harus siap menghadapi tantangan mengajar. Harus mampu beradaptasi di situasi apapun dan melahirkan inovasi di dunia pendidikan.

Seperti salah satu guru penerima penghargaan dalam Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021 adalah Elis Dwi Wulandari.

Elis adalah guru SMA Luar Biasa (SMA LB) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, yang menciptakan aplikasi Ice Cube. Yaitu sebuah aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat.

Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912

Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut.

Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu.

Aplikasi Ice Cube memuat teks, audio, video, animasi, dan panduan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.

Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuat oleh Elis.

Baca juga: Hari Guru Nasional 2021: Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

Sebelumnya ia telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid.

“Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains. Tapi bisa mengombinasikan itu semua bukan berarti saya langsung bisa, tapi dengan belajar dan berproses. Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis, dilansir dari rilis resmi Kemendikbudristek.

Ia berharap, dampak learning loss bisa diminimalisasi dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga.

Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19 tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan.

“Itu adalah suatu tantangan, bukan berarti kita harus berhenti. Pesan saya juga untuk guru-guru dan murid-murid agar pembelajaran tetap tersampaikan dan terserap. Jadi tidak berhenti hanya di pembuatan aplikasi, tapi juga memahami kebutuhan dasar anak-anak yang kehilangan waktu belajar sehingga kita bisa menyelesaikan masalah learning loss ini,” ujar Elis.

Baca juga: Kisah Sukardi Malik, 25 Tahun Jadi Guru Honorer Kini Lolos PPPK 2021

Tema kegiatan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2021 adalah “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”.

Para guru dan tenaga kependidikan yang menjadi peserta apresiasi mengirimkan karya mereka berupa video tentang inovasi pembelajaran dalam penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan mencegah learning loss pada masa pandemi Covid-19.

Pihak Kemendikbudristek menerima 2.763 video inspiratif untuk dilakukan penilaian. Kemudian dari setiap kategori diseleksi menjadi 20 terbaik hingga akhirnya diperoleh 5 terbaik dari total 7 kategori dan diumumkan di Malam Anugerah Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021.

Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif 2021 diharapkan dapat meningkatkan peran guru dan tenaga kependidikan untuk dapat mengelola belajar anak ke arah implementasi Merdeka Belajar dan internalisasi nilai-nilai Pelajar pancasila.

Selain itu praktik baik yang telah dilakukan dapat menjadi percontohan bagi yang lain sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, khususnya dalam penyelenggaraan PTM Terbatas dan mengatasi learning loss pada masa Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com