Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2021, 12:30 WIB

KOMPAS.com - Ada yang membuat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim tersentuh dengan cerita Sukardi Malik, guru honorer yang sudah mengabdi selama 25 tahun.

Nadiem memaparkan, meski Sukardi memiliki kesempatan untuk bekerja di bidang lain dengan gaji empat hingga lima kali lebih besar dari guru honorer, ia memutuskan untuk kembali mengajar dan terus menjadi guru.

"Waktu saya tanya kenapa padahal itu bisa membantu keluarga, beliau bilang, 'Hati saya hanya untuk murid'. Beliau menjadi guru hanya dengan satu alasan, bukan untuk mencari uang, bukan untuk stabilitas kerja, tapi karena beliau mendapatkan kepuasan yang luar biasa untuk melihat murid-muridnya sukses," papar Nadiem dalam Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi Guru ASN PPPK, Jumat (8/10/2021).

"Hari ini dengan senang hati, saya bisa menyebut kepada Pak Sukardi, Anda telah lolos seleksi. Selamat, bapak sudah menjadi PPPK," imbuh Nadiem.

Baca juga: 173.329 Guru Honorer Lolos, Ini Link Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru 2021

Kala Nadiem bermalam di rumah Sukardi

Dua malam sebelumnya, Rabu (6/10/2021), Nadiem berkunjung dan bermalam ke rumah Sukardi. Kedatangan Nadiem tidak diduga oleh guru honorer berusia 50 tahun itu.

Nadiem meminta izin untuk dapat menginap di kediaman guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Praya Timur itu.

"Mohon izin jika dibolehkan, saya ingin menginap di rumah bapak," kata Nadiem kepada tuan rumah yang berkediaman di Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sukardi Malik mengizinkan Nadiem untuk bermalam di rumahnya. Ia juga mengenalkan Nadiem kepada anak dan istrinya.

Baca juga: 3 Keuntungan bagi Guru Honorer bila Menjadi Guru PPPK 2021

Saat berbincang santai, Sukardi menceritakan suka duka menjadi guru honorer. Misalnya, terkait perlunya memiliki berbagai pekerjaan sampingan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, sambil terus mengajar.

Ia mengaku sudah menjajal beragam pekerjaan, seperti pembuat anyaman bambu, tukang, dan ojek. Tak jarang ia diprotes rekan di pekerjaan sampingannya karena sering mengutamakan mengajar anak-anak terlebih dahulu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
EDU
Naming
Naming
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+