Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolos PPPK Guru 2021, Ini Strategi Para Guru Hadapi Ujian

Kompas.com - 18/10/2021, 17:21 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Terima kasih pada pemerintah yang sudah membuat regulasi fantastis, yaitu Seleksi PPPK. Ini sangat berkaitan dengan kesejahteraan para guru,” tutur Ade yang mengaku mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk seleksi, karena dirinya tidak mungkin mengikuti Seleksi CPNS berhubung telah melewati syarat usia.

Ia juga mengaku banyak belajar bersama rekan-rekan guru dan ikut Program Guru Belajar Kemendikbud Ristek.

"Kita harus bisa membaca dan melihat inti soal untuk menemukan kata kunci setiap soal,” tutur Ade memberi tips seraya menyemangati rekan-rekannya.

Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Langsa Provinsi Aceh, Amri Saputra mengungkapkan, ia tidak menyangka akan menjadi guru SLB.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka Beasiswa Microcredential 2021 bagi Guru

“Saya seorang disabilitas, tapi dari SD sampai SMA saya bersekolah di sekolah umum. Awalnya cita-cita saya ingin menjadi dosen. Tapi qadarullah, saya bergabung ke SLB, dan sebagai sesama penyandang disabilitas, tidak sulit untuk menyatukan chemistry antara saya sebagai guru dengan murid-murid,” terang Amri yang mengaku senang dan telah bekerja selama 14 tahun sebagai guru SLB.

Salah satu pengalaman berkesan, diuraikan Amri, adalah mendidik siswa dengan celebral palsy, suatu kondisi kelumpuhan atau kerusakan fungsi otak yang mengganggu pergerakan dan koordinasi gerak.

Penyandang celebral palsy, lanjut dia, secara teori memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.

"Anak ini menyandang disabilitas motorik. Tapi, setelah saya didik kurang lebih 4-5 tahun, anak ini memiliki kecerdasan normal, dia bisa membaca walaupun tidak bisa menulis karena tangannya lumpuh. Tapi dia bisa membaca walau dengan terbata-bata, bisa berhitung hitungan sederhana. Itu bagi saya sangat membanggakan dan menyenangkan, karena secara teori anak-anak seperti itu kecerdasannya di bawah rata-rata,” ungkap Amri.

Sementara itu, Amri mengaku memelihara sikap optimis dan menjaga kesehatan fisik dan mental lewat istirahat cukup dan beribadah.

“Saya juga terus melatih kecepatan membaca karena ini berkaitan dengan manajemen waktu, untuk menghindari stres saat menjawab soal. Jadi kita tidak akan takut kehabisan waktu,” ungkap Amri.

Amri pun rajin mencari berbagai referensi soal-soal berbentuk High Order Thinking Skills (HOTS), yaitu soal-soal yang membutuhkan proses penalaran tinggi.

Baca juga: Beasiswa S2 Jepang 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

“Saya percaya soal-soal akan banyak yang berbentuk HOTS, contohnya soal-soal ketika saya mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), banyak soal-soal HOTS,” terang Amri.

Ia berharap, para peserta seleksi tahap 2 dan 3 dapat lebih intensif belajar.

"Insya Allah kalau kita terus berusaha dan berdoa, Allah akan memberikan apa yang kita pinta," pungkas Amri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com