Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unesa Beri Pelatihan Literasi Digital bagi Para Santri

Kompas.com - 06/10/2021, 08:04 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS - Literasi digital menjadi salah satu kemampuan yang wajib dimiliki generasi muda. Dengan memiliki kemampuan terhadap teknologi mendatangkan banyak manfaat bagi generasi muda.

Seperti generasi muda bisa mencari dan memahami informasi dan dapat menambah wawasan individu. Selain itu juga bisa meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.

Namun sayangnya, literasi digital belum merata di Indonesia. Masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang gagap teknologi alias gaptek.

Untuk membantu pemerataan literasi digital bagi masyarakat Indonesia, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan pelatihan literasi digital bagi para santri di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

Baca juga: Catat! 8 Oktober 2021 Diumumkan Hasil Seleksi PPPK Guru Tahap I

Tingkatkan literasi digital di kalangan santri

Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Syafi’ul Anam menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk membekali dan meningkatkan literasi digital di kalangan para santri, khususnya admin media sosial pesantren.

Melalui pelatihan ini, santri tidak hanya mampu menggunakan teknologi digital, tetapi juga mampu mengevaluasi informasi yang diterima secara kritis. Sehingga tidak mudah terpengaruh dengan isu atau informasi hoaks.

Apalagi saat ini, banyak sekali berita yang tidak benar dan bernada provokatif tersebar di berbagai media sosial maupun di media-media lainnya.

"Informasi seperti itu mudah memancing emosi dan bisa berdampak buruk bagi keutuhan masyarakat dan bangsa," ucap Syafi’ul Anam seperti dikutip dari situs resmi Unesa, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Seperti Ini Etika Mengikuti Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19

Hoaks harus dipangkas lewat peran para santri

Syafi’ul Anam menerangkan, informasi seperti itu (hoaks) harus dipangkas lewat peran penting para santri yang bijak dalam bermedia sosial.

"Mereka kalau dapat informasi yang seperti itu, jadi tahu mana yang hoaks dan tidak. Informasi mana yang bahaya tentu dihentikan dan mana yang justru bermanfaat disebarluaskan," terang Syafi’ul Anam.

Menurut Syafi’ul Anam, santri juga dilatih memproduksi informasi atau konten digital untuk diunggah di berbagai media sosial.

Seperti Instagram, Facebook, dan website pesantren. Konten tersebut, lanjut Anam, bisa terkait informasi kegiatan pesantren maupun terkait pemikiran dan pesan-pesan damai dan nilai-nilai Islam moderat dari para santri maupun guru di pesantren tersebut.

"Intinya dengan pelatihan ini mereka bisa menjadi santri yang bijak, cerdas, aktif dan konstruktif dalam bermedia sosial," tandas Syafi’ul Anam.

Literasi digital penting dipahami para santri

Sementara itu salah satu pengasuh pesantren Gus Rosyid mengungkapkan, literasi digital saat ini sangat penting dipelajari para santri.

Sehingga dapat memahami rambu-rambu dalam menggunakan internet, khususnya media sosial.

Baca juga: Raih IPK 3,95, Seperti Ini Tips dari Wisudawati Terbaik ITS

Para santri juga tidak hanya dituntut memahami, tetapi juga bagaimana memanfaatkan media tersebut sebagai sarana menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membangkitkan semangat kebaikan di tengah masyarakat.

"Harapannya dengan semakin memahami internet dan media sosial, para santri mampu menjadi kader-kader bangsa yang aktif menyampaikan pesan-pesan Islam rahmatan lil’alamin (Islam pembawa rahmat bagi alam semesta, red)," tutup Gus Rosyid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com