KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah Indonesia terus dilakukan. Salah satu kalangan yang diprioritaskan mendapatkan vaksin adalah anak usia sekolah 12 tahun ke atas.
Namun di masa yang akan datang, anak usia sekolah di bawah 12 tahun juga akan mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, kapan vaksin Covid-19 pada anak tersedia? Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dr. Rodman Tarigan memberikan jawaban untuk pertanyaan tersebut.
"Untuk anak umur 3 hingga 11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah subyek yang memadai," terang dr. Rodman Tarigan seperti dikutip dari laman resmi Unpad, Sabtu (25/9/2021).
Baca juga: Konimex Buka 5 Posisi Lowongan Kerja Lulusan S1, Yuk Daftar
Rodman yang juga dokter spesialis anak di RSHS Bandung ini menerangkan, beberapa produsen vaksin saat ini tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada anak.
Dari berbagai uji klinis tersebut, ada yang sudah menghasilkan efikasi. Sisanya ada yang belum publikasi, bahkan proses uji klinisnya masih berlangsung.
Untuk vaksin Pfizer, lanjut Rodman, sudah melakukan uji klinis fase III pada kelompok anak usia 12 hingga 15 tahun dengan subyek uji klinis sebanyak 2.260 orang.
Hasil uji klinis tersebut menghasilkan efikasi vaksin sebesar 100 persen. Rodman mengungkapkan, Pfizer tengah melanjutkan uji klinis untuk kelompok usia 5 hingga 11 tahun.
"Kalau ini hasilnya baik juga, maka uji klinis akan dilanjutkan ke kelompok yang lebih muda. Yakni usia 2 hingga 5 tahun, dan 6 bulan sampai 2 tahun," beber Rodman.
Vaksin lainnya yang tengah melakukan uji klinis fase III kepada kelompok usia 6 bulan hingga 12 tahun adalah Moderna. Uji klinis ini memiliki target 6.000 subyek dengan tiga formulasi dosis yang akan diujicobakan.
Baca juga: Undip Peringkat 1 Versi QS WUR Graduate Employability Rankings 2022
Produsen vaksin Sinovac sendiri telah melakukan uji klinis fase I dan II pada umur 3 hingga 17 tahun. Uji klinis ini sudah memberikan respons imun cukup baik dan aman. Reaksi demam pada umur 3 hingga 5 tahun dan 6 hingga 11 tahun masing-masing 8,77 persen dan 3,70 persen.
Dia menambahkan, vaksin Johnson & Johnson menjadi satu-satunya vaksin yang disuntikkan kepada kelompok bayi baru lahir. Namun, uji klinis sempat terganggu karena adanya isu penggumpalan darah. Isu ini juga ditemukan pada uji klinis vaksin Astrazeneca.
Rodman memaparkan, anak menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Hal ini terlihat dari data Covid-19 global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak.
Meski paparan Covid-19 pada anak dan remaja sebagian besar mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, ada beberapa kasus anak mengalami gejala berat. Gejala berat biasanya terjadi pada anak dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick
Dia menyarankan agar pemerintah memprioritaskan anak-anak, khususnya yang berusia 12 tahun ke atas mulai menerima vaksin Covid-19.
"Mengapa di kelompok usia ini? Karena pada usia ini, rasa ingin tahu anak tinggi. Selain itu, anak usia ini lebih suka berkumpul dengan kelompok sebayanya dan banyak melakukan aktivitas di luar. Sehingga risiko mereka bertemu orang lebih banyak, risiko terpaparnya semakin tinggi," pungkas Rodman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.