Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Gagas Transportasi Umum Ramah Lingkungan di DIY

Kompas.com - 20/09/2021, 07:25 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Setiap tahun, pertambahan penduduk pasti meningkat. Terlebih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijuluki sebagai kota budaya, kota pelajar dan kota pariwisata.

Tak heran jika banyak pendatang dari luar untuk tinggal di DIY. Otomatis, hal itu menimbulkan permasalahan transportasi berupa kemacetan atau emisi gas buang.

Pembuatan transportasi massal adalah kebijakan yang dipilih Pemerintah Daerah DIY untuk mengurai kemacetan dengan membuat Trans Jogja untuk melayani kebutuhan transportasi umum warga Yogyakarta.

Baca juga: Canggih, Alat Pengusir Burung Karya Mahasiswa UNY

Namun hadirnya Trans Jogja sebagai upaya dari Pemda DIY ternyata belum mampu menjawab berbagai masalah transportasi seperti kemacetan.

Ketersediaan transportasi umum yang kurang memadai tersebut berakibat pada peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang memiliki efek domino berupa peningkatan polusi udara yang terjadi di Yogyakarta.

Rancang "Sky Trem"

Terkait hal itu, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat transportasi ramah lingkungan dan bebas kemacetan yang disebut Sky Trem.

Mereka adalah Cecep Wahyu Cahyana prodi teknologi informasi, Reyhan Aditya Adam prodi pendidikan teknik mekatronika dan Prawesti Eka Listyaningrum prodi akuntansi.

Cecep Wahyu Cahyana mengatakan, Sky Trem merupakan transportasi jenis trem dimana transportasi ini menggunakan listrik dalam operasionalnya sehingga lebih ramah lingkungan.

"Sky Trem ini diharapkan akan mampu mengurai kemacetan di wilayah Yogyakarta karena akan memiliki jalur sendiri yang berada di atas jalan-jalan utama Yogyakarta dan memanfaatkan lahan kosong di atas Selokan Mataram," ujar Cecep dikutip dari laman UNY, Senin (20/9/2021).

Oleh karena itu Sky Trem menerapkan Internet of Things (IoT) dalam operasionalnya dan akan terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Trans Jogja.

Baca juga: Simak Karier Wahyana, Alumnus UNY Jadi Wasit Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo

Sky Trem selain menjadi transportasi umum untuk mobilitas masyarakat yang mendukung rencana pemerintah DIY tersebut, dirancang pula untuk mampu digunakan sebagai experience tourism.

Reyhan menambahkan, trem dirancang berornamen batik kawung dan Tugu Jogja sebagai hiasan dan akan menerapkan warna hijau kuning sebagai warna khas dari Keraton Yogyakarta.

"Trem yang didesain dengan dua gerbong ini menerapkan transportasi tanpa awak dengan ketepatan waktu hingga 99 persen," katanya.

Tak hanya itu saja, Sky Trem dilengkapi dua sensor dengan fungsi yang berbeda-beda, yakni:

1. Sensor pertama membuat trem berhenti secara otomatis ketika sampai di stasiun dengan memberikan sinyal dari jarak 100 meter sebelum stasiun.

2. Sensor kedua diterapkan di pintu gerbong trem untuk mobilitas buka tutup pintu gerbong.

Jarak antara stasiun satu dengan stasiun berikutnya sekitar satu kilometer. Kecepatan dari transportasi ini berkisar 40-60 kilometer per jam.

Dilengkapi aplikasi khusus

Sementara Prawesti menjelaskan Sky Trem dilengkapi dengan aplikasi khusus yang berguna untuk memudahkan masyarakat melihat jadwal pemberangkatan dan kedatangan kereta serta pembelian dan pembayaran tiket.

Pembayaran tiket dapat dilakukan dengan cara transfer, e-money, berlangganan, dan tunai. Aplikasi ini menyediakan fitur khusus yang berguna sebagai tempat kritik dan saran dari masyarakat.

Melalui inovasi di bidang transportasi, Sky Trem diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara serta mendukung terwujudnya DIY menjadi smart city dengan memenuhi indikator smart transportation.

Baca juga: Akademisi MIPA UNY: Cara Keramas yang Benar Hindari Rambut Rusak

Karya ini berhasil meraih dana dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Futuristik Konstruktif tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com