Masyarakat luar negeri, lanjut Bagong, sangat menghormati hak privat dan otonomi individu.
Sementara, di Indonesia, masyarakat dianggapnya lebih menghargai hak kelompok.
“Saya yakin childfree adalah sikap sebagian kecil perempuan. Sebagai hak pribadi, boleh-boleh saja mereka memilih seperti itu dan masyarakat tidak perlu merespons secara serius,” ucapnya.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Jelaskan 3 Benefit Penggunaan SIPLah
Dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Anak ini mengungkapkan, biasanya ada alasan yang menyebabkan pasangan memilih childfree.
Dia menambahkan, ada dua kemungkinan utama, yakni:
1. Usia
Bisa jadi, seseorang memilih tidak ingin punya anak karena usianya masih muda.
Pada tingkat elementer, lanjutnya, perempuan juga bisa menunda untuk punya anak dengan cara menikah pada usia yang benar-benar sudah matang.
Baca juga: Unggah Foto Mahasiswi Tanpa Izin, Admin Medsos Bisa Digugat
2. Adanya hasrat untuk meniti karier
Bagong menambahkan, dalam perjalanan meraih kesuksesan karier, tidak sedikit perempuan yang menganggap bahwa hadirnya seorang anak menjadi rintangan tersendiri.
"Kalau dibilang alasan childfree adalah karena masih banyak anak yang terlantar atau tidak ingin menambah populasi di bumi. Saya rasa itu rasionalisasi dan bukan alasan sesungguhnya," tutup Prof. Bagong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.