Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Long Covid Syndrome, FK UII: Ini yang Harus Dipahami

Kompas.com - 07/08/2021, 15:16 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Bahkan banyak rumah sakit yang kewalahan menangani pasien Covid.

Maka, pasien Covid bergejala ringan dianjurkan untuk isolasi mandiri di rumah. Sedangkan rumah sakit fokus bagi pasien berat.

Terkait hal itu, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menggelar webinar yang mengangkat isu seputar pandemi yakni ivermectin dan donor plasma konvalesen.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Apa Itu Long Covid? Yuk Kenali Gejalanya

Adapun webinar mengupas bahwa upaya penyembuhan Covid-19 tidak hanya dengan obat, namun juga dengan konsumsi makanan yang bergizi untuk menjaga kesehatan imun.

Menurut salah satu narasumber yang juga dosen FK UII, dr. Riana Rahmawati M.Sc., Ph.D., vitamin A bermanfaat untuk mengatur sistem kekebalan tubuh dari infeksi.

"Contohnya vitamin A yang bermanfaat untuk mengatur sistem kekebalan tubuh dari infeksi yang bisa kita dapatkan dari wortel, bayam, dan minyak ikan," ujarnya seperti dikutip dari laman UII.

Menurutnya, Covid-19 varian delta yang masuk ke Indonesia memiliki gejala yang lebih variatif dan cenderung lebih berat. Hampir tidak ada OTG (orang tanpa gejala) bagi orang yang terpapar varian itu.

Gejala ringan yang muncul mulai dari batuk kering, sakit kepala, kehilangan indera pengecapan, nyeri tulang, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi kurang dari 95 persen.

Obat yang dianjurkan oleh pemerintah adalah oseltamivir atau favipiravir, azitromisin, vitamin C, vitamin D, dan zinc.

Karenanya, pasien ringan dianjurkan untuk isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala. Hal tersebut dikarenakan fasilitas rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala yang berat.

Menurutnya, secara umum tujuan dari pengobatan Covid-19 adalah untuk meningkatkan imunitas lewat konsumsi vitamin, probiotik, dan suplemen. Mengurangi gejala dengan pereda batuk dan penurun panas.

Dijelaskan, saat ini beredar informasi mengenai konsumsi vitamin C tiap tiga jam sekali. Faktanya konsumsi berlebihan dapat memberi dampak buruk pada tubuh.

Baca juga: Akademisi Unpad: Meski Pandemi, Seseorang Harus Tetap Produktif

"Konsumsi vitamin C yang melebihi dosis dapat menyebabkan diare, mual, radang lambung, sakit kepala, gangguan tidur, dan batu ginjal," jelas dr. Riana.

Sedangkan konsumsi jamu, seperti kunyit asam, beras kencur, temu lawak, dan kudu laos lebih bersifat meningkatkan daya tahan tubuh tetapi belum ada bukti klinis bahwa jamu itu dapat mengobati Covid-19.

Pembicara lain, dr. Rina Juwita Sp.PD menerangkan tiga fase infeksi Covid-19, yakni:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com