Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah di Turki, Fauzul Mengaku Idul Fitri Tak Semeriah Idul Adha

Kompas.com - 11/05/2021, 08:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ternyata, perayaan hari raya Idul Fitri atau Lebaran di tiap negara berbeda-beda. Bahkan euforianya juga berbeda atau tak semeriah di Indonesia.

Hal ini dialami oleh Fauzul Azhim, salah satu mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah S2 Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Istanbul Sabahattin Zaim University (IZÜ) di Turki.

Saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021), Fauzul menceritakan suasana Ramadhan di luar negeri, yakni di Istanbul Turki.

Baca juga: Seperti Ini Kiat Mahasiswi Indonesia Puasa di Sudan Suhunya Capai 47 Derajat

"Setelah hampir dua tahun di Turki ini, saya merasakan ada suasana berbeda ketika hari raya Idul Fitri, yakni tidak semeriah di Indonesia," ujarnya.

Idul Fitri tak semeriah Idul Adha

Menurutnya, di Turki usai shalat id, jamaah langsung pulang begitu saja. Atau tidak ada acara bersalam-salaman untuk saling memaafkan.

Ini karena di sana libur Lebaran hanya dua hingga tiga hari saja. Maka tak heran jika warga Turki tidak merayakan dengan meriah.

Namun berbeda saat hari raya Idul Adha. Saat Idul Adha warga Turki merayakan dengan sangat meriah. Seluruh transportasi umum dan beberapa tempat publik memperlihatkan tulisan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Bahkan terkesan dengan glamour karena warga juga memakai baju baru.

"Jadi, suasananya saat Idul Adha itu ya seperti saat Idul Fitri di Indonesia. Orang-orang pulang kampung bertemu keluarga dan merayakan dengan meriah. Alasannya karena liburnya bisa seminggu, bahkan libur Idul Adha bisa dibilang yang paling lama dibandingkan libur hari besar lainnya di Turki," terang Fauzul.

Fauzul yang juga Kepala Bidang Relasi Media dan Opini Publik, Dirkominfo Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Dunia) Periode 2020-2021 juga menceritakan hal unik lain saat Ramadhan 2021 di Turki.

Karena pandemi Covid-19 ini Turki melaksanakan kebijakan lockdown yakni dimulai 29 April hingga 17 Mei 2021. Maka dari itu, tidak ada aktivitas di mana-mana.

Baca juga: Ramadhan di Swiss, Mahasiswa S3 Ini Puasa Tapi Nggak Terasa Lapar

Dia juga mengikuti kuliah secara daring, hingga ketika berada di luar rumah maka akan selalu diperiksa oleh petugas keamanan di Turki.

"Semua toko-toko tutup. Hanya toko yang menjual kebutuhan pokok saja yang buka. Jadi, paling saya dan teman saya belanja untuk kebutuhan makan saja," tuturnya.

Kangen rendang buatan ibu di Padang

Jadi, kegiatan buka bersama juga ditiadakan. Semua buka puasa sendiri-sendiri di rumah atau di asrama. Maka, Fauzul dan temannya selalu memasak di rumah.

Olahan yang biasa dimasak tentu makanan Indonesia yang memiliki cita rasa, tak seperti makanan Turki yang cenderung hambar.

Dia sering mengolah balado ayam, ikan hingga daging rendang. Berbicara rendang ini karena Fauzul asli orang Padang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com