KOMPAS.com - Kepala Prodi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya UNS, Supana mengaku, penguasaan bahasa Jawa di generasi muda sudah berkurang signifkan.
Hal itu terlihat dari kekeliruan pengucapan maupun penulisan bahasa Jawa.
Baca juga: Jumlah Peminat UNS Naik Lewat Jalur SNMPTN 2021
Dia mencontohkan, jikalau melihat penulisan lirik dalam video lagu-lagu berbahasa Jawa, kebanyakan terjadi kesalahan penulisan huruf.
Seperti yang seharusnya ditulis kutha, tetapi justru ditulis kutho.
"Jadi sering keliru pada huruf "a" yang memang dilafalkan "o". Bukan hanya masalah pengucapan, ada juga gramatika atau struktur bahasanya," ungkap dia melansir laman UNS, Rabu (24/3/2021).
Adanya pengaruh gramatika bahasa Indonesia ini, kata dia, merupakan hal yang wajar.
Sebab, lingkungan sosial budaya di Indonesia memang seperti itu.
Khususnya seperti yang terjadi di media hiburan, kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dan dapat dijangkau semua golongan.
Bahasa daerah di media televisi, bilang dia, sedikit sekali bahkan nyaris tidak ada.
"Begitu juga dalam pendidikan, bahasa pengantarnya juga bahasa Indonesia. Maka ini menjadi pengaruh di perkembangan bahasa generasi muda. Tidak paham struktur bahasa Indonesia dan Jawa," sebutnya.
Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Ambil Gelar Doktor di UNS
Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS, Djoko Sulaksono memiliki pendapat yang sama dengan Supana.
Menurut Djoko, saat ini penggunaan bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa krama dan krama inggil sangat memprihatinkan.
Berdasarkan pengamatan dirinya, sudah jarang yang menggunakan bahasa Jawa sekalipun itu dengan teman satu daerah.
Selain itu, ditemukan kosakata dari bahasa lain yang seolah dipaksakan ke dalam bahasa Jawa.
Padahal, dalam bahasa Jawa sebenarnya kata tersebut ada.