Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pandemi Covid-19, Pakar UGM: Kemampuan Bahasa Siswa Menurun

Kompas.com - 26/02/2021, 15:14 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan sekolah selama satu tahun terakhir terpaksa menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara online akibat pandemi Covid-19.

Namun tidak semua siswa bisa mengakses belajar online, karena terkendala akses ponsel dan jaringan internet.

Baca juga: Kuliah di UGM? Ini Besaran Uang Kuliahnya

Di kota-kota besar, mungkin tidak banyak siswa yang mengalami kendala. Tapi di pedesaan bisa saja terjadi, karena keterbatasan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Menurut Pakar Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UGM Sailal Arimi, akibat kejadian itu membuat kualitas kemampuan bahasa siswa (anak) mengalami penurunan.

Hal itu, kata dia, karena guru tidak bisa menyampaikan materi ajar secara kontekstual.

Maka dari itu, guru diminta melakukan improvisasi dan inovasi dalam memberikan materi belajar, seperti membangun interaksi dengan siswa saat belajar online.

Ketika sudah sering berinteraksi, maka bisa mengasah kemampuan bahasa siswa.

"Kalau melihat dari sisi pendidikan dan pengajaran, banyak terjadi distorsi materi ajar, siswa hanya paham tekstual, seharusnya guru bisa bangun kontekstual," ucap dia melansir laman UGM, Jumat (26/2/2021).

Saat kondisi normal, bilang dia, seorang guru bahasa bisa mengajarkan materi secara kontekstual.

Tapi dikarenakan online, bahkan tidak semua siswa bisa belajar secara virtual, itu menyebabkan penyerapan materi ajar lebih bersifat tekstual.

"Nah itu besar kemungkinan yang mengakibatkan terjadinya penurunan pengajaran bahasa atau penurunan kemampuan linguistik," tegas dia.

Baca juga: UGM Rekrut 9.000 Calon Mahasiswa Lewat 3 Seleksi

Demi menyiasati kondisi ini, dia mengusulkan agar guru banyak melakukan inovasi dan modifikasi, seperti membangun komunikasi terus menerus dengan siswa.

Mengapa itu dilakukan? Karena, proses belajar mengajar tidak hanya transfer pengetahuan, tapi harus mampu mengubah perilaku dan karakter siswa.

"Jika selama ini hanya mengirimkan perintah mengerjakan tugas, sehingga kehilangan konteks. Yang ada hanya teks. Memang murid baca buku, tapi guru tidak hadir di situ," sebut dia.

Peran orangtua

Dia menegaskan, interaksi atau komunikasi secara virtual bisa dilakukan saat belajar online.

Memang sulit dilakukan, untuk itu perlu membentuk grup aplikasi pesan dalam batas waktu yang tidak bisa ditentukan.

"Pada aplikasi pesan itu bisa menerapkan umpan balik antar siswa dan guru. Jadi ada diskusi, yang akhirnya diberi penilaian selama setengah atau satu jam," ujarnya.

Dia menambahkan peran orangtua juga besar saat anak menjalankan belajar online.

Pada akhirnya, mau tidak mau orangtua harus menguasai materi pelajaran anak.

Baca juga: 10 Prodi Saintek dan Soshum UGM Paling Diminati

"Hasilnya, guru yang merupakan sebagai role model belajar budi pekerti bahasa yang baik jadi berkurang di mata siswa, akibat pandemi Covid-19," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com