Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Jelang Setahun "Campus at Home", Pelajaran Apa Diperoleh?

Kompas.com - 19/02/2021, 18:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketiga, memperkuat jejaring untuk kolaborasi.

Seluruh kegiatan tanpa tatap muka, mendorong hal positif lain, yaitu semakin memperkuat jejaring untuk kolaborasi segala kegiatan. Kolaborasi antarindividu, antarinstitusi semakin menjadi hal yang penting dalam menjalankan aktivitas.

Kerja sama dengan perguruan tinggi lain di dalam dan luar negeri tidak harus datang berkunjung langsung. Cukup memanfaatkan aplikasi video conference, kerja sama dapat terjalin. Kolaborasi dijalankan dengan efisiensi luar biasa.

Keempat, produktivitas meningkat.

Hal positif lain yang dapat dipetik yaitu peningkatan produktivitas. Ketika waktu semakin banyak tersedia karena semua aktivitas dilakukan di rumah, tanpa harus membuang waktu untuk perjalanan dari tempat tinggal ke kampus dan sebaliknya, terlebih di kota Jakarta dengan kepadatan lalu lintas, hal ini menjadikan output per jam kerja semakin meningkat.

Baca juga: Menag Sebut Dua Hal Kendala PJJ Madrasah

Dampak kurang bagus

Selain hal yang bagus, ada juga yang dirasa memberi dampak kurang baik. Pertama, rasa kesepian yang mendera.

Di saat semua kegiatan harus dilakukan secara daring, ada yang hilang dari rutinitas yang semula berjalan. Belajar sendiri, bermain sendiri, melakukan aktivitas sendiri. Rasa sepi tak pelak menjadi bagian dari setiap pribadi.

Kesepian dan kesendirian harus disikapi dengan bijak, agar tidak menimbulkan dampak lebih jauh yang merugikan.

Kedua, proses sosialisasi berkurang.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah, semakin membatasi ruang gerak setiap individu. Pada awal PSBB, semua hiruk pikuk aktivitas lenyap. Pertemuan dalam bentuk belajar bersama, diskusi, rekreasi dan kebersamaan tidak pernah dilakukan.

Sosialisasi hanya dilakukan secara maya melalui chat atau video conference yang tentunya berbeda jika bertemu langsung.

Selama perkuliahan daring mahasiswa mengeluh tidak bisa belajar bersama teman, sementara dosen mengeluh tidak bisa berinteraksi secara langsung dan seperti berbicara sendiri dengan komputer. Kerap kali mahasiswa mematikan kamera karena berbagai alasan.

Berbicara tanpa melihat ekspresi lawan bicara tentunya menimbulkan perasaan tidak nyaman dan kadang kesalahpahaman. Manusia sebagai makhluk sosial sangat memerlukan sosialisasi dalam pertumbuhan jiwa. Kehilangan teman untuk berinteraksi, dapat menjadi tekanan secara psikologis.

Baca juga: PJJ Alami Banyak Kendala di Tiap Daerah

Ketiga, kehilangan "momen khusus" di kampus.

Kehidupan kampus yang seharusnya penuh warna dan dinamis tetapi karena pandemi terpaksa dirasakan hanya sebatas daring.

Misalnya ketika ujian skripsi yang dipenuhi dengan wajah-wajah tegang menunggu giliran ujian, teriakan-teriakan selamat dari teman-teman ketika keluar ruang ujian dan dinyatakan lulus.

Saling berfoto dengan atribut-atribut kelulusan merupakan momen yang hilang. Kini kelulusan hanya dirayakan sendiri dengan saling mengucap selamat di media sosial.

Singkat kata, proses pembelajaran dengan tatap muka di kelas, interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa belum dapat digantikan. Sekalipun dengan teknologi. Dan itu yang hilang selama setahun ini.

Kita merindukan pembelajaran kembali di kampus. Sambil memendam rasa rindu itu hadir, semangat harus tetap dipupuk, sembari berdoa, semoga harapan itu akan menjadi nyata, tidak dalam waktu yang terlalu lama lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com