KOMPAS.com - Hasil survei singkat yang dilakukan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendapati, dari 6.513 responden guru, sebesar 45,27 persen tidak setuju sekolah tatap muka di buka Januari 2021.
Meski begitu, sebanyak 49,36 persen guru menyatakan setuju sekolah tatap muka di buka Januari 2021. Sementara 5,37 persen responden menyatakan ragu-ragu.
Survei tersebut dilakukan FSGI melalui aplikasi google form terkait persepsi para guru atas rencana pemerintah membuka sekolah pada Januari 2021.
Wakil Sekjen FSGI Heru Purnomo mengatakan, mayoritas responden memang menolak buka sekolah tatap muka karena masih tinggi kasus, pandemi belum dapat dikendalikan pemerintah, sehingga mereka sangat khawatir tertular Covid-19.
Baca juga: Sejauh Mana Sekolah Dasar Siap Tatap Muka? Ini Survei Kemendikbud
"Apalagi untuk guru-guru yang usianya sudah lebih dari 50 tahun dan disertai pula dengan penyakit penyerta seperti diabetes, jantung dan lain-lain,” papar Heru dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 3.215 orang guru, adapun alasan yang dipilih responden yang setuju sekolah tatap muka dibuka Januari 2021, antara lain:
Baca juga: Cair Hari Ini, Dana KJP Plus Tahap II Tahun 2021 Bulan Januari
“Para guru merasakan bahwa peserta didiknya pasti mengalami kesulitan untuk mengerjakan materi pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi, karena materi seperti itu tidak optimal diberikan secara daring, tetapi harus melalui pembelajaran tatap muka, minimal seminggu sekali,” ujar Wakil Sekjen FSGI Mansur dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Sementara itu, jumlah responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 2.948 orang. Adapun alasan responden yang menyatakan tidak setuju sekolah tatap muka di buka pada Januari 2021, yaitu:
Baca juga: Jadwal Asesmen Nasional 2021 dan Contoh Soal AKM Literasi
Survei yang dilakukan pada 19-22 Desember 2020 tersebut melibatkan 6.513 responden guru dari sejumlah provinsi, yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, D.I.Yogjakarta, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Jambi, NTB, NTT, Papua dan Papua Barat.
Para guru dalam survei ini mengajar pada jenjang SMP/sederajat sebanyak 44,52 persen, mengajar jenjang SD/sederajat sebanyak 25,32 persen, mengajar jenjang SMA 15,35 persen dan jenjang SMK 14,60 persen.
Sedangkan sisanya 0,21 persen mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa). Adapun wilayah kerja responden mayoritas berada di Pulau Jawa (63,7 persen), sedangkan di luar Jawa hanya 36,3 persen).
Terkait hasil survei, FSGI memberikan sejumlah rekomendasi, antara lain:
Baca juga: Kemenag Buka Beasiswa di MAN hingga Lulus Sekolah