Selain penyair Buya Taufik Ismail yang membacakan puisi "Rasulullah Menyuruh Kita" dalam acara penutupan, turut hadir budayawan Emha Ainun Nadjib.
"Membaca itu bukan (hanya) dengan mata. Mata itu alat baca. Yang membaca, yang pertama adalah hati dan yang kedua adalah akal yang ada pikiran di dalamnya," ungkap Emha yang juga merupakan Dewan Penasehat Mata Air.
Baca juga: Tanoto Harap Pemda Replikasi Program Pintar untuk Tingkatkan Literasi Siswa
Prof. Ganjar Kurnia, Ketua Senat Akademik Unpad memberikan apresiasi positif atas kegiatan penguatan literasi "Semua Membacanya" ini.
"Menggembirakan untuk sebuah lomba membaca, diikuti lebih dari 9 ribu orang dari seluruh provinsi, bahkan luar negeri dengan usia remaja sampai orangtua, dengan tingkat pendidikan dari SD sampai pascasarjana," ujar Prof. Ganjar.
Apresiasi juga datang dari ilmuwan diaspora Indonesia, Prof. Hadi Susanto, "Lomba ini adalah tahap awal pembentukan ilmuwan muslim dengan 3 proses yang harus dilalui; membaca, mengembangkan dan mengajarkan."
Ia berharap, kegiatan ini menjadi langkah awal dan penting untuk membangun pribadi yang ilmuwan dan sekaligus Islami.
Ke depan, dalam penguatan literasi Majalah Mata Air tengah menyiapkan sejumlah gerakan lain setelah lomba "Semua Membacanya" ini.
Pemimpin Redaksi Mata Air, Astri menyampaikan, "kami sedang menyiapkan event lanjutan yakni workshop dan lomba Penulisan karya Ilmiah Populer. Karena sebagaimana adanya permasalahan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca begitu pula kebiasaan menulis pun harus kita carikan solusinya."
"Semoga event selanjutnya ini bisa kembali menginspirasi dan menjadikan Mata Air sebagai media yang membacakan kehidupan dan menghidupkan semangat pembacanya," harap Astri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.