Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dikuti 9.964 Peserta, Lomba "Semua Membacanya" Jadi Optimisme Literasi di Tengah Pandemi

KOMPAS.com - Kegiatan penguatan literasi di tengah pandemi global Covid-19 nyatanya tidak mengalami stagnasi. Hal ini tergambar dalam gelaran lomba literasi “Semua Membacanya” yang digelar Majalah Mata Air dari 12 September sampai 25 Oktober 2020.

Dalam penutupan acara dan pengumuman pemenang yang digelar secara daring (1/11/2020), tercatat kegiatan literasi positif ini diikuti 9.964 peserta dari berbagai latar belakang profesi dan pendidikan dengan rentang usia 7-67 tahun.

"Hal ini menjadi kabar gembira karena menunjukan minat baca di masyarakat Indonesia di rentang usia produktif tinggi," ujar Tegar Rezavie Ramadhan, Ketua Panitia Lomba Baca Buku
“Semua Membacanya”.

Tegar menambahkan, "keikut sertaaan rentang usia dibawah 15 tahun juga membawa angin segar di lomba ini yang menunjukkan bahwa semangat literasi usia muda begitu tinggi."

Selain lomba baca, rangkaian kegiatan "Semua Membacanya" juga diisi dengan 4 seminar, 4 kuis, 1 kali try out dan terakhir final test yang dilaksanakan pada Minggu, 25 Oktober 2020.

Optimisme di tengah krisis

"Sangat mengharukan saat melihat banyak testimoni peserta yang masuk mengungkapkan berapa mereka merasa terbantu untuk kembali membaca buku dengan adanya lomba ini," ungkap Astri Katrini Alafta, Pemimpin Redaksi Mata Air.

Ia menjelaskan deskripsi usia dan latar belakang peserta yang sangat beraneka ragam membuat pihaknya sangat bangga bahwa tema lomba "Semua Membacanya, Semua Membaca Kisah Rasulullah " benar benar tercapai.

"Ini adalah cara yang sangat elegan menjawab isu isu negatif yang mencoba mendiskreditkan Sang Nabi yang terjadi akhir-akhir ini, yakni dengan ajakan untuk semakin mengenal sosok dan kemuliaan Beliau Shallallahu alaihi wasallam," tegasnya.

Bagi Astri, semua peserta menjadi juara ketika mereka telah meresapi bacaan ini dan menjadikannya sebagai jawaban atas permasalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat saat ini.

Optimisme senada disampaikan Tegar dengan mengutip data peserta yang juga banyak datang dari profesi ibu rumah tangga dan tidak hanya didominasi kalangan akademis saja.

"Nilai rerata tertinggi Ibu Rumah Tangga bersama dengan PNS dengan nilai rerata 45,7. Fakta ini menjadi temuan yang menarik karena hal ini menunjukkan bahwa tingkat literasi di kelompok profesi tersebut adalah yang paling tinggi dan merata," ungkap Tegar.

Fakta menarik lain, tambah Tegar, adalah kelompok profesi non-akademik adalah kelompok profesi dengan literasi Sirah Nabi tertinggi. "Ini menunjukkan bahwa minat baca di masyarakat Indonesia tinggi," ujarnya optimis.

Dalam seremoni penutupan lomba, panita mengumumkan 33 pemenang lomba membaca "Semua Membacanya". Di antara seluruh pemenang, tiga juara terbaik adalah;

  • Juara pertama: Agus Susilo (32 tahun), Mahasiswa di Kairo
  • Juara kedua: M. Naufal Hafidz (12 tahun), Pelajar di Malang, Jawa Timur  
  • Juara ketiga: Imas Walijah (30 tahun), Guru di Bantul, Yogyakarta

"M. Naufal ini adalah salah satu peserta dengan pengerjaan final test tercepat. Dia berhasil mengerjakan seluruh soal ujian akhir dengan waktu 17,9 menit. Dengan waktu dibawah 20 menit, Naufal berhasil menyelesaikan final test dengan skor ujian 92," ungkap Tegar.

Selain penyair Buya Taufik Ismail yang membacakan puisi "Rasulullah Menyuruh Kita" dalam acara penutupan, turut hadir budayawan Emha Ainun Nadjib.

"Membaca itu bukan (hanya) dengan mata. Mata itu alat baca. Yang membaca, yang pertama adalah hati dan yang kedua adalah akal yang ada pikiran di dalamnya," ungkap Emha yang juga merupakan Dewan Penasehat Mata Air.

Prof. Ganjar Kurnia, Ketua Senat Akademik Unpad memberikan apresiasi positif atas kegiatan penguatan literasi "Semua Membacanya" ini.

"Menggembirakan untuk sebuah lomba membaca, diikuti lebih dari 9 ribu orang dari seluruh provinsi, bahkan luar negeri dengan usia remaja sampai orangtua, dengan tingkat pendidikan dari SD sampai pascasarjana," ujar Prof. Ganjar.

Apresiasi juga datang dari ilmuwan diaspora Indonesia, Prof. Hadi Susanto, "Lomba ini adalah tahap awal pembentukan ilmuwan muslim dengan 3 proses yang harus dilalui; membaca, mengembangkan dan mengajarkan."

Ia berharap, kegiatan ini menjadi langkah awal dan penting untuk membangun pribadi yang ilmuwan dan sekaligus Islami.

Ke depan, dalam penguatan literasi Majalah Mata Air tengah menyiapkan sejumlah gerakan lain setelah lomba "Semua Membacanya" ini.

Pemimpin Redaksi Mata Air, Astri menyampaikan, "kami sedang menyiapkan event lanjutan yakni workshop dan lomba Penulisan karya Ilmiah Populer. Karena sebagaimana adanya permasalahan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca begitu pula kebiasaan menulis pun harus kita carikan solusinya."

"Semoga event selanjutnya ini bisa kembali menginspirasi dan menjadikan Mata Air sebagai media yang membacakan kehidupan dan menghidupkan semangat pembacanya," harap Astri.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/01/170121971/dikuti-9964-peserta-lomba-semua-membacanya-jadi-optimisme-literasi-di-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke