Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf dan Ikapi Pantik Industri Literasi lewat "Nulis dari Rumah"

Kompas.com - 06/10/2020, 14:57 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Survei Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) bulan April 2020 mencatat 95,9 persen penerbit mengalami penurunan penjualan dan 25 persen penerbit menghentikan produksi buku sebagai dampak langsung pandemi global Covid-19.

Guna menyuntikkan kembali semangat kepada penulis dalam masa pandemi Covid-19, Direktorat Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan dan Penerbitan Kemenparekraf bersama Ikapi menggelar kegiatan “Nulis dari Rumah”.

Kegiatan berlangsung 17 Mei - 11 Juli 2020 dan tim seleksi telah memilih 50 cerita pendek dan 50 esai dari 1.076 karya.

Kegiatan yang berawal dari Hari Buku Nasional bergerak lebih jauh dan menciptakan efek bola salju di industri penerbitan dengan menerbitkan dan mendistribusikannya kepada masyarakat dalam bentuk buku cetak dan buku elektronik atau e-book.

Baca juga: Najwa Shihab: Ada 4 Miskonsepsi dan Tantangan Literasi di Era Digital

Gairahkan industri penerbitan

Sebagai bentuk upaya menggairahkan kembali industri penerbitan, maka dibutuhkan stimulus dari Pemerintah berupa bantuan pembelian buku kepada penerbit yang berminat menerbitkan 100 karya terpilih program “Nulis dari Rumah” dalam bentuk buku cetak maupun elektronik.

Karya ini dikompilasi dan diedit sehingga menjadi 2 naskah buku, masing-masing berisi 50 cerpen dan 50 esai.

Buku kumpulan cerpen berjudul, “Pesan Penyintas Siang” diterbitkan oleh Mekar Cipta Lestari Publisher (MCL Publisher); dan antalogi esai berjudul “Saatnya Menjadi Bangsa yang Tangguh” diterbitkan Pustaka Obor Indonesia.

Kemenparekraf telah membeli 1.200 eksemplar dengan masing-masing 600 eksemplar cerpen dan 600 eksemplar esai untuk dibagikan kepada para pemenang, tim kurasi, Lembaga negara, perpustakaan dan forum taman bacaan secara gratis.

Rosidayati Rozalina, Ketua Umum Ikapi menyampaikan upaya ini dilakukan sebagai jalan keluar dari kondisi darurat yang dialami industri penerbit di tengah masa pandemi.

"Kita sepakat untuk melahirkan program Nulis dari Rumah ini yang memberikan stimulus kepada penulis untuk tetap berkarya, untuk tetap produktif di masa pandemi," ungkap Rosidayati.

Rosidayati menjelaskan kerja sama ini diharapkan memberi efek bola salju, tidak saja menghasilkan penulis berbakat namun juga sampai kepada menciptakan konten-konten unggulan yang mampu membangkitkan industri penerbitan.

"Kita mengharapkan kegiatan ini ke depannya dapat berkembang lebih luas dan lebih jauh lagi, di mana bisa terjadi business matching secara langsung antara penulis dengan penerbit sehingga regenerasi penulis baru sebagai aset dan modal sesungguhnya dari industri penerbitan bisa tubuh subur," harapnya.

Kolaborasi dan lintas negara

Harapan senada disampaikan Ricky J. Pesik, Staf Khusus Meteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Digital dan Industri Kreatif.

Ia mengharapkan dengan diluncurkan buku para pemenang ini dapat membuka peluang kerja sama yang lebih jauh bagi para penulis dan para pelaku industri kreatif lainnya.

"Dari kaca industri literasi, proses nulis dari rumah adalah hal yang lumrah dijalani penulis. Yang berubah adalah proses bisnisnya yang lebih banyak daring dalam kondisi sekarang. Yang diperlukan kita bersama adalah bagaimana mengantisipasi disrupsi yang terjadi," tegas Ricky.

Baca juga: Festival dan Serambi Literasi, Upaya Kemendikbud Peringati Hari Aksara di Tengah Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com