Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesaktian Pancasila, Nadiem: Lilin Pancasila Tetap Menyala Saat Pandemi

Kompas.com - 30/09/2020, 14:22 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan nilai Pancasila serupa lilin yang tetap menyala meski pandemi Covid-19 tengah berlangsung.

“Di masa krisis seperti ini, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana,” ujar Nadiem pada Selasa (30/9/2020) siang lewat siaran langsung di TVRI dan akun YouTube Kemendikbud RI.

Meski pandemi menyebabkan krisis kesehatan, ekonomi, dan pembelajaran, tetapi nilai Pancasila masih mandarah daging pada masyarakat Indonesia.

Baca juga: Ini Cara Kemendikbud Tanamkan Nilai Pancasila kepada Siswa di Rumah

Nadiem memeringati Hari Kesaktian Pancasila 2020 yang jatuh setiap 1 Oktober dengan pidatonya untuk mengingatkan, ada banyak pahlawan yang menyalakan lilin-lilin Pancasila semasa pandemi.

“Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing,” tuturnya.

Ia menjelaskan, lilin Pancasila terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien yang terjangkit Covid-19.

Selain itu, ribuan mahasiswa yang mengalami tantangan pembelajaran daring turut menerapkan nilai Pancasila dengan menyalonkan dirinya sebagai sukarelawan dalam penanganan Covid-19.

Bukan hanya tenaga medis dan mahasiswa, Nadiem melihat bahwa pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta, pemilik usaha kecil, pemimpin umat beribadah, dan seniman Indonesia juga menyalakan lilin-lilin Pancasila dengan caranya masing-masing.

Peran guru dan orangtua dalam masa pembelajaran jarak jauh tidak luput dari pandangan Nadiem.

“Kita melihat lilin Pancasila dinyalakan oleh guru-guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah-daerah terpencil agar mereka masih bisa belajar. Kita melihat lilin Pancasila menyala saat orangtua yang setelah seharian mencari nafkah, masih sempat membaca dan bermain dengan anaknya yang kesepian di rumah,” jelasnya.

Nadiem berharap, Hari Kesaktian Pancasila menjadi waktu untuk merefleksikan diri dan mengingat kembali sejarah pengorbanan nenek moyang terhadap Indonesia.

Profil pelajar Pancasila

Berdasarkan unggahan Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dirjen GTK Kemendikbud RI), Dirjen GTK Iwan Syahril menjelaskan tentang profil pelajar Pancasila.

Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tulis Ditjen GTK dalam akun Instagramnya pada Selasa (29/9/2020).

Unggahan di Instagram Ditjen GTK merupakan hasil rangkuman dari web seminar bertajuk “Kebijakan Pendidikan terkait Guru dan Tenaga Kependidikan” pada Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Siswa! Yuk Jauhi Narkoba, Ini Bahayanya bagi Tubuhmu

Dalam web seminar tersebut, Iwan memberikan gambaran pelajar Pancasila seperti daftar di bawah ini.

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

Ada dimensi spiritualitas serta religiusitas kepada agama dan keyakinannya. Kemudian bisa berintegritas, berakhlak mulia.

Akhlaknya juga harus luar biasa sebagai hasil dari refleksi atau dimensi spiritual.

2. Harus mandiri dan tahu tujuannya itu apa.

Pelajar bisa mendefinisikan tujuan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan secara mandiri. Ini bagian dari self-regulated learning atau pengelolaan diri.

Berdasarkan penelitian Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, self-regulated learning adalah proses yang membantu siswa dalam mengelola pikiran mereka, perilaku, dan emosi untuk sukses mencapai tujuan belajar mereka.

3. Bernalar kritis.

Pelajar bisa berpikir dari berbagai sudut pandang.

4. Berkebhinekaan global.

Siswa tidak hanya melihat perbedaan secara nasional, tapi juga di dunia.

Memaknai keragaman sebagai sebuah kekuatan yang akan menghadirkan solusi-solusi yang akan semakin menguatkan kemanusiaan.

5. Gotong royong.

Bagi Iwan, gotong royong sangat penting karena merupakan akar dari budaya masyarakat Indonesia.

6. Kreatif.

Dengan kreativitas, pelajar memiliki imajinasi untuk menghadirkan solusi-solusi baru.

Walaupun pandemi menantang dan menguji ketangguhan rakyat Indonesia, tetapi Nadiem mengatakan bahwa Pancasila harus tetap menyala di hati dalam setiap perbuatan kecil maupun besar untuk sesama.

“Selama Hari Kesaktian Pancasila,” tutup Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com