KOMPAS.com – Pergeseran model pembelajaran secara paksa sebagai dampak pandemi Covid-19 menjadi serba online, membuat orangtua juga mengalami tantangan baru membesarkan anak di zaman modern.
Terlebih, sudah hampir 6 bulan anak-anak harus belajar dari rumah demi menjaga kesehatannya. Riset Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun menunjukkan bahwa 58 persen anak mengaku tidak senang selama belajar dari rumah.
Transformasi pembelajaran secara mendadak ini membuat tidak semua sekolah dan orangtua siap menghadapinya. Hal tersebut diamati oleh Elizabeth Santosa yang berprofesi sebagai psikolog pendidikan dan klinis anak.
Baca juga: Orangtua Jadi Contoh Anak agar Gemar Baca Buku
Psikolog dengan sapaan akrab Lizzie ini menambahkan, sekolah dan orangtua masih harus belajar untuk menyelenggarakan gaya belajar daring yang sesuai untuk anak. Terutama dalam membagi waktu istirahat dan cara menyampaikan materi secara menarik.
“Ini yang sama sekali sekolah belum mastering atau belum handal memahami kebutuhan anak sehingga anak cepat bosan, bahkan lebih parah lagi mereka demotivasi dalam belajar,” jelas Lizze pada Senin (4/8/2020) dalam web seminar.
Lizze juga melihat bahwa orang tua harus belajar dan memahami fasilitas belajar yang baik. Membatasi waktu anak melihat layar, misalnya.
Kehadiran internet memang menjadi kunci dalam pembelajaran jarak jauh dan memberikan segudang manfaat.
Namun, penggunaan internet juga bisa membawa dampak buruk bagi anak. Anak bisa mengakses situs pornografi dan kecanduan main gim, misalnya.
Maka dari itu, Lizzi lewat “Raising Children in Digital Era” menuliskan berbagai macam informasi yang orangtua butuhkan dalam proses mendidik anaknya di era modern.