KOMPAS.com - Seorang pria selama tiga puluh tahun bekerja membantu ayahnya menjalankan bisnis keluarga. Ia sebenarnya tidak menyukai bidang pekerjaan itu, tapi karena selalu ingin menyenangkan orang lain, termasuk ayahnya, dia bertahan di pekerjaan itu.
Anehnya, semakin keras dia berusaha menyenangkan orang lain, semakin mereka merasa terganggu. Padahal dia selalu mendahulukan kepentingan orang lain dan mengalahkan kepentingannya sendiri.
Di lain kisah, ada seorang wanita paruh baya menghabiskan hidup dengan rasa takut. Dia selalu berpikir hal buruk akan menimpanya. Kalau meninggalkan rumah, dia selalu khawatir akan ditabrak mobil, dirampok, atau terjangkit penyakit dari orang asing yang ditemui.
Relasinya dengan suami menjadi renggang, karena sang suami merasa diabaikan. Sang suami makin sering melakukan aktivitas sendiri tanpa mengajak istrinya.
Baca juga: Bumi yang Tak Dapat Dihuni, Kisah tentang Masa Depan
Kondisi yang dialami kedua sosok itu mungkin terasa tak asing bagi kita. Bisa jadi kenalan, atau bahkan kita sendiri, juga mengalaminya, dengan kadar yang berbeda-beda.
Jeffrey Young dan Janet Klosko dalam "Reinventing Your Life" yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU), menyebut kondisi itu sebagai lifetrap.
Ada sebelas lifetrap paling umum yang dibahas kedua psikolog ini, yaitu
Terlepas dari banyak jenisnya, ada satu kesamaan dari semua perangkap kehidupan ini: bersifat merusak diri.