KOMPAS.com - Sejak pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan agar seluruh masyarakat tinggal di rumah, maka kehidupan masyarakat berubah.
Presiden Joko Widodo meminta agar masyarakat menerapkan social distancing karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Presiden meminta agar pekerjaan dilakukan dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Karena virus corona ini penyebarannya makin masif, maka seluruh warga harus tinggal di rumah.
Baca juga: Hardiknas 2020, Kemdikbud: Pembelajaran Sesuai Minat dan Kondisi Siswa
Karena harus belajar dari rumah, maka kegiatan belajar mengajar (KBM) kini tak lagi dilakukan di sekolah. Tetapi siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring atau online. Hal ini tentu sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona di sekolah.
Adapun tugas-tugas itu bisa diberikan oleh guru melalui grup media sosial atau dengan pembelajaran daring yang diberikan oleh Kemdikbud, seperti Rumah Belajar.
Hanya saja, pembelajaran daring ini belum sepenuhnya efektif. Karena siswa harus terhubung dengan koneksi internet.
Lantas bagaimana dengan siswa yang kurang mampu dan tidak bisa mendapatkan akses internet? Atau bagaimana dengan siswa yang sulit mendapatkan jaringan internet karena lokasinya terpencil?
Untuk mengatasi keterbatasan akses jaringan internet dan juga bahan pembelajaran daring selama wabah Covid-19, Mendikbud Nadiem Makarim menggandeng TVRI menginisiasi program "Belajar dari Rumah".
Program Belajar dari Rumah mulai tayang di TVRI Nasional pada Senin 13 April 2020 sampai saat ini.
Tapi yang jadi persoalan, apakah program ini sudah efektif? Apakah siswa bisa mendapatkan atau mengikuti materi pelajaran itu?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.