Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Hardiknas di Tengah Pandemi, Ayo Ayah Ibu Jadi Guru!

Kompas.com - 03/05/2020, 21:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Prof. Sri Minda Murni

Peristiwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan masalah besar bagi dunia pendidikan kita. Lembaga pendidikan seolah lumpuh dan anak-anak tidak lagi dapat belajar sebagaimana mestinya.

Salah satu jalan keluar terbaik saat ini adalah kembali melirik fungsi rumah sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama.

Sebagai lembaga pendidikan, keutamaan rumah sesungguhnya melebihi keutamaan semua lembaga pendidikan.

Namun dengan alasan tidak semua rumah memiliki sumber daya manusia, Ayah, Ibu dam orang dewasa lain, yang mumpuni dan memiliki ilmu serta kelapangan waktu membuat peran utama rumah sebagai lembaga pendidikan utama bergeser dan tergerus terus dari waktu ke waktu.

Baca juga: Hardiknas 2020, Kemdikbud: Pembelajaran Sesuai Minat dan Kondisi Siswa

Potensi keluarga sebagai lembaga pendidikan

Padahal sepanjang rumah tetap setia pada fungsinya sebagai lembaga pendidikan utama maka perubahan apapun yang terjadi - yang mengimbas pada lembaga sekolah dan masyarakat - tidak akan mampu mengguncang anak-anak kita.

Keluarga sesungguhnya memiliki semua hal yang dimiliki lembaga pendidikan formal seperti target/sasaran, kurikulum, dan evaluasi.

Tulisan ini bertujuan memotivasi Ayah/Ibu untuk menjadikan kembali rumah sebagai lembaga pendidikan utama bagi anak-anak mereka.

1. Target pendidikan keluarga

Nilai/sikap, pengetahuan, dan keterampilan merupakan tiga target/sasaran perubahan dalam pendidikan keluarga.

Setiap rumah tangga dengan kompetensi sumber daya manusia yang rendah sekalipun dapat dipastikan mengajarkan nilai/sikap misal hormat pada orangtua, sayang kepada saudara, berlaku jujur, dan bekerja sama,

Pengetahuan pun secara sederhana diajarkan seperti misal menggunakan sapaan yang berbeda kepada kerabat dengan pertalian darah yang berbeda, menghitung kembalian uang secara benar bila disuruh ke warung oleh Ayah/Ibu.

Demikian juga keterampilan secara sederhana diajarkan seperti misalnya keterampilan membersihkan diri dan memakai pakaian secara benar.

Ini semua merupakan bukti bahwa hampir semua keluarga sangat akrab dengan tiga sasaran perubahan pendidikan ini walaupun sebahagian besar tidak tahu dan tidak merasa perlu memetakannya: yang mana aspek nilai/sikap, yang mana aspek pengetahuan, dan yang mana aspek keterampilan.

2. Kurikulum pendidikan keluarga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com