Oleh Irwan Suhanda*
MEDIA massa baru-baru ini memberitakan aktor film Tom Hanks menghadiahkan sebuah mesin tik merek CORONA kepada seorang bocah laki-laki berumur delapan tahun.
Pasalnya, bocah yang bernama Corona De Vries, mengaku sedih sekaligus marah ketika teman-teman sekolahnya merundung (mem-bully) dengan memanggilnya “Coronavirus”.
Bocah yang mengetahui bahwa aktor Tom Hanks dan istri positif terjangkit virus Covid-19 dan dirawat di sebuah rumah sakit di Queensland, Australia, menulis surat mengeluarkan isi hatinya.
“Aku dengar bahwa Anda dan istri terkena virus Corona. Apakah Anda baik-baik saja? Aku suka namaku sendiri, Corona De Vries, tetapi di sekolah teman-temanku mengejek Coronavirus. Aku sangat sedih dan marah ketika orang memanggilku begitu,” demikian isi surat itu.
Baca juga: 10 Cara Hadapi Bullying atau Perundungan, Kamu Wajib Tahu!
Tom Hanks pun mengapresiasi surat bocah tersebut. “Suratmu membuat aku dan istriku merasa bahagia. Kamu satu-satunya yang kutahu mempunyai nama Corona. Ini aku punya mesin tik merek CORONA, cocok untukmu. Pakailah untuk membalas suratku,” kata Tom Hanks.
Kartu merah
Contoh perundungan lain terjadi di Kota Malang, pada Januari 2020, terhadap pelajar SMP bernama MS (13 tahun). MS menjadi korban perundungan oleh tujuh temannya di sekolah.
MS waktu itu diangkat dan dijatuhkan ke paving (ubin berbentuk kotak-kotak) sehingga cedera dan jarinya harus diamputasi.
Perundungan (bullying) tidak pernah ada habisnya. Berulang kali terjadi sejak dulu hingga sekarang ini. Perundungan dapat terjadi di mana saja, tetapi yang paling sering terjadi di sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, unit pendidikan (sekolah) merupakan pelaku sumber tiga dosa yang terjadi selama ini, yaitu intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan (bullying). Hal tersebut ia sampaikan pada rapat kerja bersama Komisi X DPR di Senayan (20/2/2020).
Baca juga: Bullying (Perundungan): Penyebab, Jenis, Dampak
Nadiem melanjutkan, tindakan perundungan yang dilakukan anak-anak karena meniru orang dewasa. Peniruan ini dapat berasal dari sekolah, seniornya, bisa juga dari media sosial yang diikutinya.
Banyak orang dewasa tidak menyadari bahwa perilakunya yang buruk sering menjadi contoh bagi anak-anak.
Oleh karena itu, untuk meredam tiga dosa di unit pendidikan (sekolah) yang sudah berkartu merah ini, Nadiem bertekad menemukan formula untuk menghukum tiga pelaku intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan (bullying).
Jenis perundungan